TangerangNews.com

Mahasiswi UIN Menghilang Setelah Lamaran Suhendar Ditolak

| Kamis, 3 November 2011 | 18:32 | Dibaca : 13182


Dwi Oktaviany Kartika Candra . (tangerangnews / dira)


TANGERANG-Seorang mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta bernama  Dwi Oktaviany Kartika Candra menghilang sejak Senin (31/10).   Keluarga menduga, Dwi dibawa seorang teman dekat pria-nya bernama Suhendar. Suhendar adalah seorang pemuda yang masih menjadi santri di wilayah Leuwi Liang, Bogor, Jawa Barat.   

Menurut Samsudin ayah Dwi, dirinya telah melaporkan peristiwa itu ke Polsek Ciputat dengan laporan penculikan. “Ini bukan dibawa, tapi diculik. Kalau dibawa ada yang tahu, “ kata Samsudin saat dihubungi.
 Dwi adalah mahasiswi fakultas  UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Kota Tangsel , Fakultas Adat, Jurusan Ilmu Perpustakaan Islam. Dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara hasil pernikahan antara Samsudin dengan Salamah. Anak pertama keluarga ini adalah Muhammad Alam Purba sedangkan anak kedua Dwi, dan yang ketiga Muhammad Julian Anggara Lasih.

Kecurigaan Samsudin kepada Suhendar berdasarkan apa yang dialami keluarga tersebut. Berawal ketika Julia tau Agustus lalu, Suhendar pernah datang ke kediaman Samsudin yang terletak di Jalan  Kertamukti No. 3 RT 04/RW 08 Pisangan Ciputat Timur, Tangsel. 

“Karena dari Bogor, dan sudah kemalaman. Akhirnya Suhendar menginap di rumah saya. Waktu itu saya sebenarnya sudah tidak suka dengan dia. Karena pakaian serta penampilannya  berbeda tidak seperti seorang santri pada umumnya. Rambutnya gondrong sebahu, pakai sandal jepit, naik motor dan pakai celana jeans ketat dengan belahan bokong terlihat melorot,” kata Samsudin.

Setelah itu, Suhendar pulang. Sekitar habis Idul Fitri, Suhendar sempat mengirimkan pesan pendek kepada  Salamah ibunda Dwi, yang isinya menurut Samsudin tidak lah sopan. “Tiba-tiba saja ada teror sms (short message service) tanpa nomor dikenal. Isinya bertuliskan ‘ Saya bisa saja membuntingin anak ibu’ ,” terang Samsudin.  Setelah itu, Suhendar kembali pada Rabu (26/10) lalu ke rumah Dwi. Dirinya, kata Samsudin, kala itu sedang menyiram tanaman. “Dia datang siang sekitar pukul 14.00 WIB,” terangnya. Kedatangan Suhendar kali ini berbeda dari biasanya, karena Suhendar berniat untuk mempersunting Dwi.

Samsudin mengatakan, saat itu Suhendar telah menyatakan langsung kepadanya. “Dia meminta anak saya untuk dinikahi. Saya lalu bilang, kamu saja masih mondok (jadi santri). Apalagi dia mengakui pernah kirim SMS kepada istri saya soal akan buntingin anak saya. Jangan ganggu puteri saya. Intinya saya tidak terima lamaran itu. Belum jadi mantu saja sudah berani SMS begitu apalagi sudah jadi mantu,” terang Samsudin.

Suhendar yang datang sendiri tanpa orangtuanya saat melamar lalu pulang. Setalah Suhendar pulang, terjadi perubahan pada diri Dwi. Dirinya terlihat lebih sering dzikir dan salat malam, sampai akhirnya Dwi menghilang pada Senin (31/10) sekitar pukul 09.00 ketika Samsudin dan Salamah sedang pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan warung Soto Betawi yang dimilikinya. “Anak saya sepertinya sudah cinta mati kepada dia,” keluhnya.(DRA)