TangerangNews.com
Perampok dan Pembunuh Kacab Pos & Giro Gondol Rp173 Juta Raib
| Selasa, 6 Desember 2011 | 13:31 | Dibaca : 7946
Kantor Pos dan Giro Cipondoh tutup. (tangerangnews / dira)
TANGERANG-Kepala Kantor Pos dan Giro Cabang Cipondoh Kota Tangerang, Banten, Rahmat Santoso ditemukan tewas di kantornya yang terletak di Jalan KH Hasyim Asyari. Selain membunuh Rahmat, pelaku ternyata juga mengondol uang senilai Rp 173 juta.
"Hasil olah TKP semalam ditemukan adanya kehilangan uang sekitar 173 juta," kata Kapolsek Cipondoh, Kompol Arlon Sitinjak, saat ditemui di Polsek Cipondoh, Jl KH Hasyim Asyari, Cipondoh, Tangerang, Banten, Selasa (6/12/2011).
Selain uang Rp 173 juta raib, juga ditemukan adanya luka tusukan di bagian belakang kepala korban. "Selain itu ditemukan juga ada luka tusuk di bagian belakang kepala dan posisi mayat ditemukan sudah terbungkus kain," imbuhnya.
Ditanya tentang kemungkinan kasus ini adalah kasus perampokan, Arlon belum bisa memastikan. "Masih terus dalam penyelidikan," jawabnya singkat.
Arlon juga belum menjawab saat ditanya apakah pelaku saat ini sudah ditangkap atau belum.
Sebelumnya, Rahmat Santoso ditemukan tewas di kantornya, jalan KH Hasyim Ashari. Rahmat diduga tewas dibunuh karena ditemukan adanya bekas luka di kepala.
Menurut saksi mata Didin, ketika ditemukan sekitar pukul 19.00 WIB Senin (5/12/2011) kemarin, tubuh Rahmat sudah terbungkus kain dan berada di balik meja dekat loket. Temuan itu diketahui setelah korban melakukan hal yang tidak biasa dalam menangani pekerjaannya.
"Kalau kata orang Kantor Pos dan Giro pusat, yang berada di depan Polres Metro Tangerang, biasanya dia (korban) memberikan setoran pendapatan hari ini ke pusat. Tapi hari ini tidak dilakukan," kata Didin.
Karena keanehan itu, petugas Pos dan Giro kantor pusat, akhirnya mendatangi kantor cabang di Cipondoh. "Katanya karena aneh itu, akhirnya datang orang kantor pusat. Padahal dia masuk kerja tapi ditunggu sampai pukul 17.00 WIB tak juga menyetor. Itu sebabnya didatangi ke kantor," jelasnya.
Melihat kondisinya Didin mencurigai Rahmat adalah korban perampokan yang kemudian dibunuh pelakunya. "Sebab ada darah dan korban berada di balik meja," ungkapnya. (DTK/DRA)