TangerangNews.com

MUI Minta Pertandingan Bola di Tangerang Distop

| Selasa, 7 Februari 2012 | 17:28 | Dibaca : 2578


Tawuran di Jalan Raya Rawa Buntu Serpong. (tangeragnews / danang)


TANGERANG-Aksi tawuran antar suporter bola Persita dan Persikota saat pertandingan di Stadion Benteng Kota Tangerang kerap membuat masyarakat resah. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang meminta agar pertandingan bola distop karena dianggap melanggar fatwa islam.
 
“Menurut fatwa, menolak kerusakan harus didahulukan daripada mendapatkan manfaat. Sepak bola memang bermanfaat, tapi kalau sering memicu tawuran dan merugikan banyak pihak, lebih baik distop saja,” kata Ketua Fatwa MUI Kota Tangerang KH Baijuri Khitob, Selasa (7/2).
 
Menurut baijuri, MUI telah meminta penghentian pertandingan sepak bola tersebut kepada Kapolres Metro Kota Tangerang, yang dahulu dijabat oleh Maruli CC SImanjuntak. Namun hingga kini belum ada tindak lanjut. Untuk itu, dalam waktu dekat, MUI akan kembali meminta kepada Kapolres untuk tidak menandatangani ijin penyelenggaraan pertandingan sepak bola di Kota Tangerang.
 
“Kalau denganb Kapolres yang sekarang ini, kita belum membicarakannya. Nanti kita jadwalkan untuk bertemu guna menghentikan aksi tawuran antar supporter,”ungkapnya.
 
Sementara itu, Mantan pengurus Persikota, Ebrown Lubuk mendukung upaya MUI untuk menstop pertandingan sepak bola di Kota Tangerang, pasalnya panitia pelaksana pertandingan kerap lepas tangan saat terjadi aksi tauran yang menelan korban dan merusak fasilitas umum.
 
"Pertandingan sepak bola distadion Benteng lebih banyak mudaratnya dibanding manfaatnya. Sedangkan pihak panitia melempar tanggung jawab keamanan kepada pihak Kepolisian. Saat ini sudah banyak yang menjado korban kerusuhan supporter, jadi lebih baik dihentikan," ucap Ebrown.
 
Ia mengaku, salah satu keluarganya pun sudah menjadi korban kebrutalan suporter beberapa hari terakhir. Kasi tawuan supporter yang kerap terjadi di jalan raya, tak hanya menyebabkan kemacetan lalu lintas, kerusakan fasilitas umum dan jatuhnya korban jiwa. “Yang sering terjadi saat tawuran, mobil-mobil di jalan dan pemukiman warga sering kena lemparan batu. Jalan yang dilewati para supporter pasti mencekam,” ujar Ebrown.(RAZ)