TangerangNews.com

Lahan Makam Diserobot, Warga Cina Benteng Bakar Pagar Pembatas

| Jumat, 10 Februari 2012 | 18:03 | Dibaca : 18435


Warga cina benteng mendemo kantor Kelurahan Neglasari. Mereka memprotes penyerobotan lahan makam. ( / )


TANGERANG-Ratusan warga cina benteng di Kampung Sewan Tongyan, Kelurahan Neglasari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang memprotes lahan kuburan cina yang dipatok dan dipagari oleh orang yang mengaku sebagai ahli waris lahan tersebut, Jumat (10/2).
 
Mereka pun membakar pagar yang membatasi lahan kuburan itu, karena tak terima telah diakui jadi hak milik oleh keluarga Almarhum Thio Keng Bih.
 
Menurut keterangan salah satu warga, Embih, lahan seluas 8700 meter tersebut sudah diwakafkan oleh Thio Keng Bih untuk dijadikan pemakaman sejak puluhan tahun lalu. Namun tiba-tiba saja keluarga Thio Keng Bih mengakuinya kembali. Mereka juga mematok dan memagar lahan tersebut.
 
"Dari jaman engkong saya, lahan kuburan ini sudah ada. Tapi anak cucu Tho Keng Bih mengaku punya sertifikatnya, kemudian membangun pagar batas. Akibatnya warga tidak dapat masuk untuk mengurus dan menguburkan warga yang telah puluhan tahun tinggal dilokasi," ungkapnya.
 
Embih menambahkan, warga makin geram setelah tahu lahan kuburan cina ini sudah ada yang menawar Rp 3 juta permeter. "Tau harga mahal dia mau jual, makanya tiba-tiba punya sertifikat. kami sangat menolak, lahan ini harus tetap jadi lahan kuburan karena sejak dulunya memang begitu," tegasnya.
 
Setelah selesai membakar pagar pembatas pemakaman, ratusan warga kemudian menggeruduk kantor kelurahan untuk meminta penjelasan kepada Lurah setempat. Pasalnya, sehari sebelum pemagaran, warga melihat Lurah dan Camat bersama keluarga Thio Keng Bih melakukan pengukuran lahan makam.
 
Namun permintaan warga tidak terpenuhi karena Lurah sedang tidak berada di Kantornya. Kemudian warga melanjutkan aksi mereka ke Kantor Kecamatan Neglasari. Di sana, mereka bertemu dengan Camat Boyke Ahmad Syafei dan melakukan hearing.
 
Boyke mengaku ikut mengukur lahan pemakaman untuk didata. Namun ia belum tau mau digunakan untuk apa. "Waktu itu saya cuma ikut sebentar. Tapi saya belum tau peruntuknnya apa. Jadi nanti saya tanya dulu ke lurah dan ahli waris," ujarnya.
 
Terkait protes warga, ia meminta kepada warga membuat surat pernyataan untuk tetap menjadikan lahan sebagai tempat pemakaman. "Suratnya langkep dengan tanda tangan RT/RW. Nanti saya laporkan ke Wali Kota untuk tindak lanjut," katanya.(RAZ)