TangerangNews.com

Orangtua Korban Perkosaan Pasrah

| Senin, 27 Agustus 2012 | 22:14 | Dibaca : 2244


ilustrasi pemerkosaan (kompas / kompas)



TANGERANG-Orang tua korban perkosaan Rahma Fauziah Subekti (9) yakni Lili fauzia (30) mengatakan menyerahkan peristiwa tersebut kepada polisi.
 
"Kami hanya bisa pasrah dengan semua ini. Yang penting anak kami kembali. Sedangkan untuk pelaku, kami harap secepatnya ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," kata Lili dikediamannya di Jalan Haji Amak RT07/01, Kelurahan Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel.

Lili menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi Sabtu (25/08)sekitar pukul 03.00 pagi lalu. "Pagi itu seperi biasa saya kerja nyuci. Saya lihat anak saya masih mainan kucing dengan cewe yang tinggal dikamar sebelah. Jadi tanpa curiga saya lanjutkan pekerjaan saya," cerita Lili.

Namun, setelah selesai dari pekerjaannya, Lili kembali menanyakan ke perempuan tersebut. namun tidak mendapatkan jawaban yang pasti.
" Setelah saya desak, jawabnya tetap tak jelas. Dia hanya mengatakan korban dibawa tamunya. tamunya itu cowo tukang ojek di Cileduk yang sering main ke kamar cewek itu. Tampangnya serem, banyak tatonya dengan celana robek-robek kaya preman," lanjutnya.

Lili menjelaskan, anak semata wayang dari pernikahannya dengan Roni Subekti (40) itu, saat dibawa pergi tidak mekakai pembalut. "Awalnya kami ingin ke polisi melaporkan hilangnya anak kami, karena cewek itu ditanya tak jelas. Namun, ternyata terdengar informasi anak kami sudah ada di rumah sakit, namun pakaiannya sudah ganti dan terlihat sangat ketakutan," jelasnya.

Ketua RT07/01 Kelurahan Pondok Pucung Rohadi menambahkan, perempuan malam dimaksud bernama Poniyem orang Boyolali, Jawa Timur. "Dia adalah wanita penghibur yang sudah lia tahun tinggal di situ. Sebelumnya sudah pernah diusir, tapi balik lagi. Dia biasa mangkal depan BMW bintaro," jelasnya.
Diketahui sebelumnya, Rahma Fauziah Subekti  awalnya dikira bocah tuna runggu,belakangan diketahui Rahma begitu biasa dia disapa, rupanya adalah korban perkosaan.  Pembalut bocah dikemaluannya adalah upaya sang penjahat untuk menutupi kejahatannya, agar darah Rahma tidak tercecar.