TangerangNews.com
Tangsel Luncurkan Program Terpadu Investasi Gizi & Pemberdayaan Komunitas
| Rabu, 27 Maret 2013 | 17:32 | Dibaca : 3660
Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany (tangerangnews / dens)
TANGERANG- Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel bekerjasama dengan perusahaan ritel Carrefour, Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan PT. Nestle Indonesia meluncurkan program penanganan malnutrisi secara komprehensif. Program ini bertajuk “Program terpadu untuk investasi gizi dan pemberdayaan komunitas” di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Pamulang, Selasa (26/3) lalu.
Acara peluncuran yang dihadiri oleh Kasubdit Bina Gizi Klinis Kementrian Kesehatan, Ir. Andi Harmani, Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Wahyu Hartono.
Acara ini juga dihadiri Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany, Presiden Direktur PT. Trans Retail Indonesia, Shafie Samsudin, Presiden Direktur PT. Nestle Indonesia, Arshad Chaudhry dan Senior Vice President ACT, Syuhel Maidi Syukur.
Acara ini merupakan upaya sinergis yang bertujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman kematian dan kecacatan akibat kurang gizi.
Memulihkan kondisi anak kurang gizi agar dapat menjalankan hidupnya sebagai manusia yang sehat dan normal.
Selain itu juga untuk membangun kesadaran dan meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya kesehatan keluarga dan memfasilitasi terbentuknya lembaga alternatif mikro produktif bagi kelompok usaha masyarakat untuk memulihkan kondisi ekonomi masyarakat.
Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany dalam sambutannya mengatakan ini merupakan kegiatan yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu ini. “Ini merupakan contoh kongkrit tanggung jawab bersama antara Pemkot Tangsel dan pihak swasta,” ujar Airin.
Menurut Airin, total gizi buruk di Tangsel saat ini ada 31 orang. Namun, hanya 19 orang yang orangtuanya memiliki KTP Tangsel. Dan sisanya pendatang. Untuk itu Arin menyambut baik kegiatan ini, sehingga kedepan gizi buruk tidak ada lagi di Kota Tangsel.
”Anak-anak adalah penerus bangsa, sehingga gizi buruk harus dibasmi,” kata Airin.
Airin menambahkan, anak-anak yang menderita gizi buruk di Tangsel bukan karena orangtua mereka mengalami masalah ekonomi. Ini terlihat para ibu yang berdandan setiap hari.
“Para ibu mereka kurang paham tentang pentingnya gizi bagi buah hati mereka,” tambah Airin.
Dengan adanya program ini, Airin bergharap mudah-mudahan membuat masyarakat dan terutama orangtua yang memiliki anak dengan gizi buruk bisa keluar dari masalah.
“Dengan kader posyandu 5.000 orang yang tersebar di seluruh Kota Tangsel, saya yakin masalah gizi buruk dapat teratasi,” ucapnya.
Sementara itu Presiden Direktur PT. Trans Retail Indonesia, Shafie Samsudin mengatakan faktur utama proses kembang tumbuh ditentukan sejak anak masih dalam kandungan. Anak dibawah usia lima tahun jika mengalami gizi buruk akan menganngu tumbuh kembang anak.
Di Indonesia terdapat 15 persen anak penderita gizi buruk. Ini harus ditangani.
Pondok Cabe menjadi projek percontohan program ini,” ujar Presiden Direktur PT. Trans Retail Indonesia, Shafie Samsudin.
Shafei menambahkan, kegiatan ini ditujukan untuk anak anak, ibu dan bapak sebagai kepala keluarga. Mereka dibagi dalam tiga fase, yakni pemulihan gizi terpadu, edukasi dan pemberdayaan komiunitas dalam kurun 1 tahun. “Setelah 1 tahun mereka diharakan jadi independen dan dapat keluar dari gizi buruk,” katanya.
Uji coba Program terpadu untuk investasi gizi dan pemberdayaan komunitas ini telah dilaksanakan sejak Oktober 2012 di Kelurahan Pondok Cabe Udik dan Pondok Cabe Illir, Kota Tangsel. Proses diawali dari tahap penelusuran data potensi malnutrisi, kordinasi dengan Pemkot Tangsel, rekrutmen. Dan pelatihan relawan gizi tahap pelaksanaan program mulai Januari 2013.
Program terpadu untuk investasi gizi dan pemberdayaan komunitas ini selain memberikan edukasi gizi. “Kami berupaya memberikan pemahaman mengenai kemandirian ekonomi dan kewirausahaan untuk orang tua balita malnutisi supaya manfaat program ini menjadi berkesinambungan,” tutup Shafie. (ADV)