Jumat, 17 Mei 2024

Buku ICV Palsu, Jamaah Umroh yang Gagal berangkat Ricuh

sekelompok pendemo di Bandara Soetta yang memprotes Capres dan Cawapres(Rangga / TangerangNews)


TANGERANG-Niat Fenny Septiana,22, pupus sudah untuk beribadah umroh bersama-sama dengan keluarga. Penyebabnya, menurut pihak travel karena Departemen Kesehatan menyatakan, buku kuning atau buku international certificate of vaccation of Prophylaxis (ICV) yang diminta buatkan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta dinyatakan palsu.

Sedangkan, ibunya Fenny, dinyatakan asli kartu kuningnya.  Tetapi tidak dengan ayahnya yang pada tahun sebelumnya bersama ibunya naik haji dengan menggunakan kartu kuning yang masih berlaku.

“Kata pihak travel (Al-Isya Nurubaqi) penyebab gagal berangkat saya dan ayah  karena  palsu kartu kuningnya. Padahal ayah saya dan ibu saya pergi haji menggunakan kartu kuning yang itu juga, karena masih berlaku,” ujar Fenny, Senin (31/3) saat ditemui di Terminal 2D Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Fenny adalah seorang dari 35 jamaah travel yang gagal berangkat, sedangkan 25 orang jamaah lainnya berangkat termasuk ibunya.  
“Saya buat di Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara  pada 27 Februari 2014 jam 7.54 WIB. Kalau di sana palsu bagaimana yang diluar, ini buatnya di Bandara Soekarno-Hatta,” jelasnya.

 Sama halnya dengan Kolkolani Balaputera Holdi,53. Pria yang juga mendaftarkan diri untuk bersama ibunya itu, memaksanya harus maklum terpisah dengan ibunya.

“Kalau saya maklum saja, saya ingin ibadah dengan damai. Ibu saya memang gagal berangkat bersama saya, tetapi ada hikmahnya saya jadi ditambah dua hari di sana untuk beribadah,” ujarnya.

Peristiwa kericuhan jamaah tersebut terjadi di terminal 2D sore tadi. Sejumlah jamaah yang gagal berangkat meminta pertanggung jawaban dari pihak travel.  

Presiden Direktur PT Isyyanaburulhaqi Brawijaya Utama,  Alisya Fianne Janne menduga ada persaingan bisnis yang terjadi sehingga menyebabkan jamaahnya terganggu dalam melaksanakan perjanalan ibadah.

 “Ada persaingan bisnis, saya sudah laporkan ke Polda Metro Jaya.  Mereka (pelakunya)  sebelumnya adalah bagian dari kami yakni marketing. Kini mereka mau ambil jamaah yang sudah pada kami, padahal sudah kami kasih fee,” ujarnya.

Semenatra itu, Sheril seorang yang dilaporkan mantan bosnya itu siap menerima laporan bekas anak buahnya itu. Sebab menurut Sheril, pelayanan yang dilakukan Alisya Fianne kepada jamaah yang merupakan asal dari dia tidak maksimal. “Sedangkan kalau soal fee, ya namanya orang kerja harus ada feenya dong. Masak disuruh nyari aja, saya kan marketing,” katanya.
   
Tags Bandara Soekarno-Hatta