TANGERANGNEWS.com-Para pelaku usaha di Provinsi Banten menyampaikan keluhan dan tantangan yang mereka hadapi kepada Gubernur Andra Soni.
Dalam acara CEO Gathering APINDO Banten yang diadakan di PT Paragon Technology and Innovation, Kabupaten Tangerang, pada Jumat 19 September 2025, para pengusaha secara langsung memaparkan berbagai kendala yang mereka hadapi.
Ketua Bidang Perdagangan DPP APINDO Anne Patricia Sutanto menyoroti sejumlah masalah krusial yang dinilai menghambat daya saing.
Beberapa di antaranya adalah tingginya harga gas industri, rumitnya prosedur perizinan, biaya logistik yang mahal, dan isu infrastruktur jalan.
Menurut Anne, meskipun pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2025 mencapai 5,12 persen dan melebihi ekspektasi, Banten menghadapi tantangan serius.
Hal ini bahkan membuat sekitar 44,56 persen dunia usaha tidak berencana melakukan ekspansi dalam lima tahun mendatang.
"Tidak hanya angka, pertumbuhan ekonomi juga harus terdistribusi secara merata," tegasnya.
Ketua DPD APINDO Banten, Tomi Rahmatullah menambahkan dialog ini menjadi kesempatan berharga untuk mencari solusi bersama. Sinergi antara pemerintah dan dunia usaha sangat dibutuhkan.
"Banten memiliki potensi besar, yakni termasuk jumlah penduduk yang masuk lima besar nasional dan kontribusi 80% PDRB dari sektor industri. Diharapkan permasalahan ini bisa segera diatasi," katanya.
Menanggapi keluhan tersebut, Gubernur Banten Andra Soni menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dan mencari solusi. Ia mengaku sangat membutuhkan masukan dari para pelaku usaha.
"Bagaimana kita bisa memperkuat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya Provinsi Banten," ujarnya.
Andra Soni memaparkan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Provinsi Banten pada triwulan II tahun 2025 mencapai 5,33 persen. Sedangkan realisasi investasi sudah mencapai Rp60,7 triliun atau 60 persen dari target Rp119 triliun.
“Swasta sangat berperan dalam pembangunan,” tegasnya.
Untuk itu, menegaskan komitmennya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, serta menekankan pentingnya menjaga kawasan industri dari gangguan, seperti pungutan liar dan premanisme.
"Kami siap bantu," katanya, seraya mengimbau para pelaku industri untuk tidak ragu melapor jika menemukan masalah.