Senin, 10 November 2025

Bukan Kelelahan Biasa, Dokter Jelaskan Anemia Bisa Jadi Tanda Kekurangan Zat Besi

Ilustrasi anemia(@TangerangNews / Istimewa)

TANGERANGNEWS.com- Anemia seringkali disalahartikan sebagai kelelahan biasa, padahal kondisi ini bisa menandakan tubuh kekurangan zat besi atau bahkan mengalami gangguan kesehatan yang lebih serius lainnya. 

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, tercatat 27,7% ibu hamil, 15,5% remaja usia 15–24 tahun, dan 16,2% penduduk Indonesia mengalami anemia.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Bethsaida Hospital Serang dr. Adi Radityo Prabowo, Sp.PD, menjelaskan, anemia terjadi ketika kadar hemoglobin atau jumlah sel darah merah menurun sehingga suplai oksigen ke jaringan tubuh berkurang. 

“Penyebab tersering adalah kekurangan zat besi akibat pola makan yang tidak seimbang, kehilangan darah saat menstruasi, atau gangguan penyerapan nutrisi,” jelasnya.

Selain karena kekurangan zat besi, anemia juga bisa disebabkan oleh faktor lain seperti pendarahan, thalasemia, kelainan darah, hingga penyakit autoimun. 

Pada sebagian kasus, anemia juga muncul bersamaan dengan penyakit kronis seperti gangguan ginjal, infeksi menahun, atau kekurangan vitamin B12 dan asam folat.

Gejala anemia biasanya tidak disadari karena berkembang secara perlahan. Penderitanya akan merasa mudah lelah, pucat, sering pusing, sesak napas, jantung berdebar, hingga sulit konsentrasi.

“Bila keluhan ini sering muncul, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan sederhana seperti kadar Hb, hematokrit, atau feritin dapat membantu mendeteksi anemia sejak dini,” tambah dr. Adi.

Untuk mencegah anemia, masyarakat disarankan memperbaiki pola makan dengan mengonsumsi makanan tinggi zat besi seperti hati ayam, daging merah, sayuran hijau, dan kacang-kacangan. Vitamin C juga penting agar penyerapan zat besi berjalan optimal.

Namun, menurut dr. Adi, tidak semua anemia cukup diatasi dengan suplemen. Pemeriksaan lanjutan sering kali diperlukan untuk menentukan penyebab pastinya, seperti pemeriksaan morfologi darah, kadar feritin, vitamin B12, fungsi ginjal, serta identifikasi perdarahan tersembunyi dari lambung, usus, atau menstruasi berlebihan.

Jika penyebab sudah diketahui, dokter akan menyesuaikan terapi yang dibutuhkan. Mulai dari pemberian zat besi intravena, transfusi darah, hingga pengobatan terhadap penyakit penyerta. Pemantauan kadar hemoglobin juga dilakukan secara berkala agar kondisi pasien tetap stabil.

Direktur Bethsaida Hospital Serang dr. Tirtamulya menambahkan, Bethsaida Hospital Serang menyediakan fasilitas pemeriksaan laboratorium dengan hasil cepat dan akurat, serta layanan konsultasi bersama dokter spesialis penyakit dalam. 

Didukung peralatan modern dan apotek terintegrasi, rumah sakit ini memastikan pasien mendapat perawatan sesuai kebutuhan medisnya.

“Bethsaida Hospital Serang hadir untuk mendampingi masyarakat dalam setiap langkah menjaga kesehatan, mulai dari deteksi dini, diagnosis, hingga penanganan yang tepat,” tutupnya.

Tags Berita Kesehatan Bethsaida Hospital Kesehatan di Banten Tips Kesehatan