Senin, 29 September 2025

Bethsaida Hospital Hadirkan Teknologi Cuci Darah Baru, Tingkatkan Harapan Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik

Ilustrasi pasien cuci darah (@TangerangNews / Istimewa)

 

TANGERANGNEWS.com- Gagal ginjal kronik merupakan kondisi dimana terjadi kerusakan fungsi ginjal, sehingga membuat tubuh tidak mampu lagi membuang sisa metabolisme dan cairan secara normal. 

Dalam kondisi ini, hemodialisis atau yang lebih dikenal dengan cuci darah menjadi penopang utama untuk memperpanjang hidup pasien.

Prosedur hemodialisis bekerja dengan mengalirkan darah keluar tubuh untuk dibersihkan di mesin khusus sebelum dikembalikan lagi. 

Terapi ini biasanya berlangsung tiga kali dalam sepekan dengan durasi tiga hingga empat jam. 

Walau bukan penyembuhan permanen, metode ini membantu jutaan penderita gagal ginjal stadium akhir agar tetap dapat beraktivitas.

Seiring waktu, teknologi cuci darah terus diperbarui. Dialiser terbaru seperti Theranova dan HDX mulai digunakan untuk memberikan hasil pembersihan yang lebih baik. 

Theranova didesain dengan membran canggih sehingga bisa menyaring racun berukuran sedang, sementara HDX menghadirkan pori lebih besar yang mendekati kemampuan hemodiafiltrasi (HDF).

HDF sendiri merupakan teknik gabungan antara dialisis dan filtrasi bertekanan tinggi. Metode ini mampu mengeluarkan racun dalam darah dengan lebih menyeluruh, meski membutuhkan mesin dan sistem pengolahan air yang lebih kompleks sehingga penggunaannya belum merata.

Ada juga teknik hemoperfusi, yang menggunakan tabung berisi penyerap untuk membuang racun tertentu seperti obat atau zat kimia berbahaya.

Konsultan ginjal-hipertensi RS Bethsaida Gading Serpong dr. Muthalib Abdullah Sp.PD-KGH, FINASIM, mengatakan, penerapan HDF tidak bisa dilakukan sembarangan.

“Terapi menggunakan teknologi HDF perlu seminggu atau dua minggu sekali, dan manfaat terapinya baru terasa setelah dilakukan selama bulanan sampai tahunan. Selain itu HDF memiliki syarat, dimana prosedurnya harus high-efficiency, kecepatan aliran darah (Quick of Blood) dari tubuh pasien ke dialiser harus tinggi, yaitu 300 mL/menit, sehingga akses untuk mengalirkan darah dari tubuh pasien harus bagus,” jelasnya.

Namun, kata dia, masih ada pilihan lain bagi pasien yang tidak memenuhi kriteria tersebut.

“Untuk pasien yang tidak memenuhi syarat untuk HDF, bisa menggunakan Hemoperfusi, Theranova, atau HDX. Apabila akses dari tubuh pasien tidak bisa dengan kecepatan aliran darah yang cepat, maka akan menggunakan tabung tambahan,” ucap dr. Muthalib.

Meski demikian, persoalan biaya dan ketersediaan fasilitas masih menjadi tantangan dari penggunaan metode ini. Banyak daerah masih kekurangan mesin dialisis modern serta tenaga medis terlatih, sementara kebutuhan pasien terus meningkat.

Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong dr. Pitono menambahkan, pihaknya siap menghadirkan layanan cuci darah dengan teknologi terbaru.

“Bethsaida Hospital Gading Serpong menghadirkan layanan hemodialisis dengan teknologi Theranova, dan menjadi yang pertama di wilayah Banten,” ujar dr. Pitono.

Tags Berita Kesehatan Bethsaida Hospital Teknologi Kesehatan