Rabu, 22 Oktober 2025

Pedagang Ayam Tangerang Tak Berdaya Lawan Retail Modern, Ancam Mogok Jualan Se-Jabodetabek

Pedagang ayam se-Kabupaten Tangerang demi di depan Kantor Bupati Tangerang, Selasa 21 Oktober 2025.(@TangerangNews / Muhamad Yusri Hidayat)

TANGERANGNEWS.com-Puluhan pedagang ayam dari pasar-pasar tradisional di Kabupaten Tangerang menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Tangerang, Selasa 21 Oktober 2025. Mereka menuntut pemerintah daerah segera turun tangan mengatasi ketimpangan harga ayam yang dinilai mencekik pedagang kecil.

Para pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Ayam Kabupaten Tangerang merasa dirugikan oleh praktik perusahaan besar atau retail modern dan organisasi unggas nasional, yang menyebabkan harga di pasar tradisional melambung tinggi, sementara daya beli masyarakat kian terpuruk.

 

Pelanggan Lari ke Retail Modern

Ketua Asosiasi Pedagang Ayam Kabupaten Tangerang Haerudin menyuarakan keresahan para pedagang. Mereka mengaku terhimpit oleh harga beli yang sudah tinggi, membuat mereka tidak mampu bersaing dengan retail modern.

"Kami pedagang kecil makin kesulitan. Harga ayam hidup di peternak sudah di kisaran Rp23 ribu hingga Rp26 ribu per kilogram. Setelah dipotong dan dijual di pasar Rp35 ribu hingga Rp40 ribu setelah ditambah biaya transportasi dan operasional, pelanggan banyak yang tidak mau beli karena ekonomi sedang lemah," tegas Haerudin.

Haerudin membandingkan nasib pedagang kecil dengan perusahaan besar yang memiliki sistem produksi terintegrasi.

Perusahaan besar menguasai rantai pasok dari Day Old Chick (DOC), pakan, hingga pemotongan, sehingga bisa menjual ayam dengan harga jauh lebih murah.

"Di brand-brand ternama itu bisa jual lebih murah dari kita karena semua produksinya mereka kendalikan sendiri. Kita jual Rp35.000 aja pelanggan enggan beli, sedangkan di mereka ayamnya sudah diproses dan beku, tapi harganya lebih murah," keluhnya.

 

Ancaman Mogok Massal Se-Jabodetabek

Karena merasa terdesak dan kehilangan margin keuntungan, Haerudin menyampaikan ultimatum keras kepada pemerintah dan pihak terkait. Jika harga ayam tetap tinggi dan tidak ada perbaikan dalam satu bulan ke depan, mereka siap mengambil langkah drastis.

"Kalau harga masih tinggi, kami akan mogok jualan! Aksi ini tidak hanya di Kabupaten Tangerang, tapi kami ancam akan dilakukan se-Jabodetabek," tegas Haerudin. Ia juga meminta para peternak untuk tidak lagi menjadikan alasan pakan mahal sebagai pembenar harga tinggi.

 

Pemerintah Siap Fasilitasi Pertemuan Tiga Pihak

Menanggapi tuntutan ini, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang Joko Ismadi, menyatakan bahwa pemerintah daerah akan memfasilitasi pertemuan antara pedagang, peternak, dan perusahaan besar untuk mencari solusi bersama.

“Kami tidak menolak aspirasi mereka. Pemerintah akan mencoba mempertemukan pihak peternak, perusahaan pakan, dan pelaku usaha DOC, untuk mencari titik tengah agar harga stabil,” kata Joko.

Menurutnya, persoalan harga ayam tidak bisa diselesaikan sepihak karena berkaitan dengan rantai produksi yang kompleks, mulai dari harga DOC, pakan, hingga biaya operasional di peternakan.

“Kadang bahan pakan atau DOC itu langka dan mahal. Tapi nanti kalau biaya produksinya bisa ditekan, tentu harga jual ayam juga bisa lebih murah,” jelasnya.

Pemerintah, lanjutnya, juga membuka ruang dialog lanjutan untuk mendalami persoalan ini bersama stakeholder nasional dan daerah, termasuk organisasi unggas nasional.

“Kami siap memfasilitasi pertemuan lanjutan. Nanti kita akan kumpulkan semua pihak supaya bisa ada solusi yang adil bagi semua,” pungkasnya.

Tags Berita Kabupaten Tangerang Harga Bahan Pokok Tangerang Kabupaten Tangerang Pasar Tradisional Pedagang Tangerang