TANGERANGNEWS.com-Kondisi literasi di Kabupaten Tangerang sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan data Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) tahun 2024, Kabupaten Tangerang menduduki peringkat terendah kedua di Provinsi Banten, hanya satu tingkat di atas Kabupaten Lebak yang berada di posisi buncit.
Meski berada di posisi bawah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang Erwin Mawandy menyebut ada tren positif dalam satu tahun terakhir.
Angka IPLM Kabupaten Tangerang tercatat di level 52,7 pada 2024, naik dari angka 49,93 di tahun 2023.
"Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding dengan IPLM pada tahun 2023," ujar Erwin dalam keterangannya, Rabu, 31 Desember 2025.
Guna mendongkrak minat baca dan kualitas literasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang telah menyusun strategi besar dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029.
Pemkab menargetkan pembangunan 6 fasilitas perpustakaan di seluruh kecamatan setiap tahunnya.
"Dialokasikan sebesar Rp500 juta per kecamatan hanya untuk konstruksi fisik bangunan. Anggaran tersebut belum termasuk biaya pengadaan buku, penyediaan tenaga petugas, serta sarana prasarana pendukung lainnya," katanya.
Beralih ke Konsep Modern
Erwin menekankan bahwa perpustakaan yang akan dibangun bukan sekadar deretan rak buku berdebu. Pemkab mengusung konsep Perpustakaan Modern yang bersifat hybrid.
"Perpustakaan modern ini bukan hanya menyajikan buku-buku konvensional, tapi juga akan hybrid dengan pengembangan teknologi informasi," jelas Erwin.
Dengan integrasi teknologi informasi, diharapkan masyarakat terutama generasi muda kembali tertarik untuk mengunjungi perpustakaan dan meningkatkan indeks literasi Kabupaten Tangerang, agar mampu bersaing dengan daerah lain di Banten.