Minggu, 19 Mei 2024

40 KK Terisolir Lahan Pengembang

Sebanyak 40 Kepala Keluargadi RW 07 yang tinggal di Kampung Pulo, Kelurahan Petir, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang melakukan aksi.(tangerangnews / rangga)

 
TANGERANG-Sebanyak 40 Kepala Keluarga (KK) di RW 07 yang tinggal di Kampung Pulo, Kelurahan Petir, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, terisolasi pembangunan Perumahan Greem Lake City, oleh pengembang PT Agung Sedayu Group.
 
 Pengembang diduga melakukan penggalian tanah dan membuat parit besar disekeliling kampung warga tersebut hingga tiga akses jalan dari Kampung Pulo menuju Kampung Petir, Gondrong dan Ketapang terputus. Akibatnya, warga tidak bisa keluar atau masuk kampung dengan kendaraan.
 
“Warga harus turun melewati tanah yang dikeruk dengan berjalan kaki. Jika hujan, tanah penuh dengan air, sehingga warga terpaksa menceburkan diri untuk bisa menuju rumah. Kalau,” kata salah seorang warga, H Mursad.
 
Awalnya penggalian sudah dilakukan pada Senin (14/11) malam, namun jalan umum masih bisa dilewati motor.

Kemudian pada Selasa (15/11), pukul 10.00 WIB, pengembang sudah menggali tangah lebih dalam sehingga jalan tidak bisa dilewati warga.
“Pengembang sama sekali tidak memberi tahu warga untukmelakukan penggalian,” tambah Mursad.
 
Mursad menduga hal ini dilakukan pihak pengembang Green Lake City agar warga mau menjual tanahnya dengan harga murah.

“Menurut warga, harga yang sesuai Rp 5 juta per meter, tapi pengembang menawar harga Rp 1,8 juta per meter. Karena belum ada kesepakatan, pengembang langsung melakukan penggalian dan pengurukan tanah disekitar rumah warga,” katanya.
 
Menurut Mursad, tertutupnya akses jalan ini membuat warga kesulitan untuk bekerja atau sekolah. “Ada sebanyak 40 KK yang terisolir dan sekitar 100 anak masih sekolah. Karena jalan ditutup, mereka jadi tidak bisa sekolah,” ungkapnya.
 
Sebelumnya, warga sempat mendemo Lurah Petir. Mereka meringsek masuk ke rumah Lurah dan menutut agar akses jalan dibuka serta tanah mereka dibeli dengan harga yang sesuai.
Menurut Lurah Petir, Matrobin, dirinya berpihak kepada warga. Terkait jalan warga yang dirampas PT ASG, kata Robin, dirinya tidak tahu sama sekali. "Sebagai wakil warga, saya tentu bela warga. Jadi tidak benar kalau saya di pihak pengembang," ucapnya di depan warga.
 
Matrobin berjanji, dirinya akan menanyakan pihak PT ASG terkait pengambilan jalan warga. "Saya coba agar dibuatkan jembatan supaya warga bisa lewat," katanya. (RAZ)

Tags