TANGERANG-Wali Kota Tangerang Wahidin Halim sepertinya masih belum mau melupakan kekalahan pada Pemilukada Provinsi Banten. Dalam sambutannya, dalam acara pemancangan tiang pertama untuk normalisasi Kali Angke di wilayah Kelurahan Pondok Bahar, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang Wahidin yang biasa disapa WH mengatakan, jangan sampai ada lagi warga yang tak mau dipindah untuk pembangunan normalisasi sungai.
“Salah sendiri saya tidak dijadikan Gubernur. Kalau saya jadi Gubernur , saya beresin semua ini,” ujar WH, Selasa (20/12).
Karena itu kata Wahidin, warga Kota Tangerang harus rela mundur dari bantaran sungai atau kali, antara 20 - 50 meter. Hal ini sesuai aturan yang ada. "Pokoknya batas segitu sudah tidak bisa ditawar. Tidak ada toleransi. Setiap bangunan dilarang ada di bantaran sungai atau kali," ucapnya.
Menurut Wahidin, pihaknya memiliki anggaran sebesar Rp 50 miliar untuk pembebasan lahan. "Bagi warga bantaran sungai dan kali harus mau mundur. Jangan ada yang mempersulit," tegasnya
Dalam acara Kementerian Pekerjaan Umum (PU) itu hadir Dirjen Sumber Daya Air (SDA), Kementerian PU, Mochamad Amron langsung menjawabnya dengan berkata. “Yang terhormat Pak Gubernur yang tertunda,” jawabnya.
Amron lalu melanjutkan paparannya, "menurut dia, setiap tahun Jakarta dan Tangerang serta Bekasi selalu dilanda banjir. “Salah satu upaya mengatasinya dengan melakukan normalisasi sungai atau kali," ucapnya. Berangkat dari masalah itu, kata Amron, pemerintah merumuskan berbagai macam solusi mengatasi musibah tahunan itu.
"Pengelolaan sungai dan kali harus terpadu. Seperti Kali Angke ini, merupakan sub sistem dari pengelolaan sungai dari hulu hingga hilir. Jika pengelolaan hulu baik, maka banjir bisa diatasi," ucapnya.
Menurut Amron, normalisasi Kali Angke itu sepanjang 20 kilometer, yakni delapan kilometer berada di wilayah Kota Tangerang, dan sembilan kilometer ada di wilayah Kota Tangsel.
Sedangkan sisanya menjadi wilayah DKI Jakarta, yakni dari Cengkareng Drain hingga Bintaro. Namun sebagai pencanangan tiang pertama dilakukan di Pondok Bahar, karena sudah siap lahannya.
"Untuk proyek normalisasi ini kami anggarkan dana Rp 600 miliar. Dana itu sebagian besar untuk konstruksi pembangunan normalisasi ini," ucapnya.
Sedangkan untuk pembebasan lahan, Amron berharap ada kerjasama dari pemerintah daerah setempat untuk membantu. "Cepat atau tidaknya proyek ini tergantung pada pembebasan lahan yang ada," ucapnya.
Namun Amron berharap pada 2014 proyek normalisasi itu bisa selesai tepat waktu. Melalui proyek tersebut Kali Angke akan dilebarkan menjadi 27 meter dari sebelumnya 10 meter, dan kedalaman menjadi empat meter. "Saat ini kan 1,5 meter saja kedalamannya. Dipinggirnya
akan ada jalan semeter dan ditanah pepohonan atau diberi fasilitas jalan," katanya. (DRA)
Tags