Cerita soal kartu multiguna dan penolakan rumah sakit (RS) terus berulang. Kali ini, peristiwa penolakan terhadap kartu yang dinamai multiguna itu rontok tak bisa digunakan Iis Sholehah seorang warga sektor 7 RT 1/11, Kelurahan Sudimara Jaya, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.
Peristiwa itu terjadi ketika Iia yang berusia 36 tahun ini usus buntunya kumat. Sehingga Iis terpaksa harus menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit."Iis di rawat di RS Bhakti Asih. Awalnya kami pikir sesuai dengan kata pemerintah, kartu multiguna akan gratis. Tapi keanehan terjadi, seharusnya Iis dirawat di kelas tiga. Tapi kami justru mendapat perawatan di kelas dua. Padahal kami sudah bilang, kami pemegang kartu multiguna. Entah apa yang ada di benak pihak RS," ujar Suhandi salah seorang keluarga dari Iis, hari ini.
Kemudian Iis pun dirawat di RS yang terletak di jalan Raden Fatah tersebut. Iis pun akhirnya di operasi. "Selesai operasi, kami keluarga disuruh membayar. Tentu saja kami sangat terkejut. Karena biaya perawatan dan operasi mencapai Rp14 juta. Kami benar-benar keluarga tidak mampu.Jadi tak bisa bayar,"ujarnya. Wakil Ketua Komisi 3 DPRD Kota Tangerang Suwarno mengatakan, seringnya peristiwa serupa terjadi. Seharusnya membuat Dinas Kesehatan Kota Tangerang melakukan evaluasi mendalam. "Bagaiman RSnya.Apakah masih relevan kita bekerjasama dengan RS tersebut," tuturnya. Hingga kini pihak RS Bhakti Asih belum mau memberikan komentarnya. (DRA)
Tags