TANGERANG-Pihak PT Jasa Marga Cabang Jakarta -Tangerang menjelaskan kronologis tumpahnya muatan truk yang berisi oli bekas akibat terperosok di Tol Km 21 arah ke Jakarta, hingga menyebabkan tercemarnya Sungai Cisadane.
Kepala Managemen Lalu Lintas PT Jasamarga Cabang Jakarta-Tangerang Dadang Supriyadi menjelaskan, kejadian bermula saat truk Hino berwarna hijau yang bermuatan 22 ribu liter oli bekas melintas dari Jakarta menuju arah Tangerang, Rabu (10/4) pagi. Saat berada di Km 21, muatan truk bocor dan tumpah ke jalan.
"Petugas PJR kami mendapat laporan dari kepolisian yang tengah berpatroli, kalau di Km 21 ada truk yang membawa muatan oli dan bocor. Lalu, PJR memberhentikan truk tersebut di Km 19. Setelah dicek, ternyata benar. Truk itu mengalami kebocoran muatan," ungkap Dadang Supriyadi, Kepala Managemen Lalu Lintas PT Jasamarga Cabang Jakarta-Tangerang, Kamis (11/4).
Dari pemeriksaan itu, diketahui bahwa kebocoran disebabkan lapisan bak truk hanya dilapisi plastik untuk menampung muatan oli bekas. "Lapisan plastik itu bocor, sehingga mengotori jalan tol dari Km 21. Kami langsung melakukan upaya dengan menutupi tumpahan oli menggunakan serbuk kayu yang dikerjakan dari pukul 19.00 WIB, Rabu (10/4), hingga pukul 04.00 WIB, Kamis (11/4)," ujar Dadang.
Dadang mengaku, PJR masih menahan supir pengangkut oli atas nama Ahmad Rizky dari CV Bangka Satria Ekspres, karena telah lalai dalam membawa muatan berbahaya.
"Melanggar itu, pasti dipidanakan dan denda Rp 1,5 miliar. Sebab dia tidak membawa oli tersebut dengan drum, tapi malah dibungkus plastik gitu," tutur Dadang.
Namun, tanpa diduga lanjut Dadang, bocoran oli bekas tumpah hingga saluran air jalan tol, kemudian mengalir terus ke Sungai Cisadane. Hal itu baru diketahui sekitar pukul 06.30 WIB, dari laporan Camat dan Lurah Karawaci.
Sementara itu, Kepala BPLHD Kota Tangerang Affandy Permana menuturkan, pihaknya sudah melaporkan kejadian ini ke Kementerian Lingkungan Hidup bagian Gas dan Migas untuk menerjunkan alat berat guna membersihkan limbah oli itu dari Sungai Cisadane. "Kita minta alat berat untuk melakukan cleaning up," ujarnya.
Sementara itu, BPLHD juga menghimbau PDAM Tirta Benteng, untuk melakukan pemantauan terhadap ketersediaan air baku. “Pastikan adanya pencemaran atau tidak, masih aman atau tidak untuk dikonsumsi masyarakat,” ujarnya. (RAZ)
Tags