Sabtu, 11 Mei 2024

Prabowo Tak Mampu Bayar Gaji Buruh

Prabowo Subianto(Istimewa / TangerangNews)


JAKARTA - Buruh PT Kiani Kertas (sekarang PT Kertas Nusantara) bakal menggoyang Prabowo Subianto menjelang pencoblosan pemilu presiden 9 Juli mendatang. Pasalnya hingga kini Prabowo Subianto sebagai pemilik perusahaan tak melunasi pembayaran gaji 1200 buruh yang mencapai Rp 18 miliar.

"Gaji bulan April, Mei, Juni 2014 belum dibayarkan," kata Ketua DPC SBSI Suyadi saat dihubungi, Selasa malam (24/6).

Ribuan buruh Kiani Kertas sejak Februari lalu tak digaji perusahaan. Proses produksi di pabrik tak lagi berjalan sejak Agustus 2013. Kondisi mesin di pabrik, kata Suyadi, masih normal dan mampu memproduksi.
Begitu juga pohon akasia yang siap panen tak jua ditebang. Saat ini, hanya petugas keamanan dan fasilitas umum yang tetap bertugas di pabrik. "Tidak ada penjelasan dari manajemen mengapa tidak ada kegiatan di pabrik," katanya.

Seribu dua ratus buruh dirumahkan tanpa kejelasan. Manajemen juga tidak melakukan pemutusan hubungan kerja. Namun, sejak Februari lalu gaji karyawan tak dibayar. Para buruh berencana menggelar aksi demonstrasi di kantor Bupati Berau agar Bupati memanggil pemilik perusahaan. Tujuannya, pemilik membayar gaji ribuan buruh.

Rencana demonstrasi ribuan buruh hari ini batal karena pihak manajemen tiba-tiba mentransfer gaji karyawan melalui rekening masing-masing. Sejumlah karyawan yang mengecek rekening bank mengkonfirmasi adanya gaji selama dua bulan. Artinya, masih ada tunggakan sebanyak tiga bulan hingga kini.

Berdasarkan nilai gaji terendah buruh yaitu sebesar Rp 5 juta rupiah, tunggakan gaji mencapai Rp 18 miliar selama tiga bulan. Nilai uang yang tak seberapa dibanding biaya kampanye yang dihamburkan Prabowo baik melalui iklan maupun atribut kampanye.

Sebelum dimiliki Prabowo Subianto, perusahaan tersebut menghasilkan banyak manfaat bagi masyarakat Berau. Karena menyerap banyaj tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi. Namun, kondisnya sekarang berbeda. Para buruh tak lagi berpenghasilan. Para petani perkebunan akasia pun tak jelas nasibnya. Pohon yang siap panen tak lagi menghasilkan uang karena pabrik tak berproduksi lagi.

"Perusahaan tidak jalan lagi. Ini berdampak besar bagi perekonomian masyarakat Berau," ujarnya.

Buruh sudah berupaya mempailitkan.perusahaan ke kejaksaan. Tapi tidak berhasil karena dalam laporan.keuangan perusahaan itu tidak merugi. Namun, perusahaan memiliki utang sebesar Rp 7 triliun. Sementara, nilai usaha berdasarkan hasil audit hanya Rp 3,5 triliun.

Ribuan buruh menuntut gaji mereka segera dibayarkan. Apalagi, status para buruh masih karyawan perusahaan tersebut. "Buruh siap berunjuk rasa lagi jika sampai 1 Juli gaji tidak dilunasi," tandasnya.
 
Tags Politik Tangerang