Jumat, 16 Mei 2025

Timur Jawaban SBY Melepaskan Diri

Timur Pradopo(detik / detik)

 
TANGERANGNEWS- Pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Widjaja menilai, munculnya nama Timur Pradopo sebagai jalan tengah terbaik untuk memilih pemimpin ditubuh Polri. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak ingin hak prerogatifnya terbelenggu kepentingan partner ataupun lawan politiknya. "Ini cara pintar SBY mainkan politiknya. Ketika dia sadar hak prerogatifnya terbelenggu Setgab dengan munculnya nama Nanan Soekarna dan Imam Sujarwo, dia memainkan alur ini," ujarnya di Jakarta, Senin (4/10).
 
Presiden, kata dia, sengaja memainkan isunya pada hari terakhir sehingga tidak ada kesempatan bagi para politisi untuk bermanuver. "Nama Timur sama sekali tidak diperhitungkan sehingga tidak bisa dibantah dan ditolak. Ini intrik cerdik SBY melepaskan dari kepentingan politik."

Menurut Yunarto, Timur menjadi pilihan karena Presiden SBY mementingkan chemistri. Timur, memiliki kecenderungan dekat dengan Presiden dan tidak memiliki afiliasi atau kedekatan dengan partai politik terentu. "Sulit untuk menolak, karena tiidak ada cacat signifikan dari sisi angkatan dan trackrecord," tuturnya.

Kepemimpinan Timur Pradopo kelak, menjadi politik jalan aman untuk mengamankan kepentingan politik SBY dimasa depan. Loyalitas, menjadi penentu utama. "Sekarang pemerintah dilikupi kasus-kasus hukum yang kontroversial. Keberadaan Kapolri menjadi penting dan memengaruhi pencitraan SBY. Karena itu diperlukan orang yang benar-benar dipercaya. Termasuk ketika harus berhadapan dengan kasus-kasus yang mengait lawan politiknya seperti kasus pajak dan Bank Century," urai Yunarto.

Meskipun, ia tidak memungkiri jika pemilihan Timur Pradopo terlihat dipaksakan. Karena Timur baru saja mendapatkan bintang tiganya pagi hari sebelum namanya diajukan ke DPR. Meskipun tidak etis, namun hal demikian sah dilakukan. Nama Nanan Soekarna terdepak, karena dekat dengan partai tertentu, sehingga loyalitasnya kepada Presiden diragukan.

Sedangkan Kabareskrim Ito Sumardi, tidak mungkin mengisi jabatan Kapolri, karena jabatan Kabareskrim tidak dapat dilowongkan dan diganti dengan yang lain. Mengingat banyak sekali pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. "Sedangkan Imam kalau dari sisi angkatan bisa membuat pertentangan dan perpecahan di tubuh Polri karena dia masih muda. Tapi memang lebih baik Kapolri memiliki chemistri yang kuat dengan Presiden, ketimbang memiliki chemistri kuat dengan partai-partai politik," tukasnya.(dira)
 

Tags