Jumat, 14 November 2025

PLN Paparkan Strategi Wujudkan Transisi Energi Berkeadilan di COP30 Brazil

PT PLN (Persero) dalam forum Conference of the Parties ke-30 (COP30) di Belem, Brazil, Senin, 10 November 2025. (@TangerangNews / Istimewa)

TANGERANGNEWS.com- PT PLN (Persero) mempresentasikan strategi percepatan transisi energi berkeadilan pada forum Conference of the Parties ke-30 (COP30) di Belem, Brazil, Senin, 10 November 2025. 

Direktur Teknologi, Engineering dan Keberlanjutan PLN Evy Haryadi menjelaskan, arah kebijakan penyediaan energi nasional semakin mengutamakan sumber terbarukan.

Ia menyebut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 disiapkan lebih hijau dibandingkan periode sebelumnya.

“Jika dalam RUPTL sebelumnya kami hanya akan membangun sekitar 21 gigawatt (GW) energi terbarukan, kini kapasitas tersebut meningkat menjadi sekitar 52,9 gigawatt (termasuk storage) selama periode 2025-2034,” ujar Haryadi pada sesi CEO Talk bertajuk Corporate Climate Leadership for Indonesia’s Net Zero Action through High Integrity Carbon. 

Selain membangun pembangkit baru berbasis energi hijau, PLN juga fokus mengurangi emisi dari pembangkit yang telah beroperasi. 

Salah satu langkahnya adalah keikutsertaan dalam skema perdagangan emisi yang mulai berjalan di Indonesia. 

Mekanisme ini menjadi instrumen untuk mendorong dekarbonisasi sektor kelistrikan secara bertahap.

“Tidak hanya melalui perdagangan emisi di pembangkit eksisting, PLN juga mengembangkan berbagai mekanisme pembiayaan karbon sebagai sumber pendanaan inovatif untuk mempercepat transisi energi,” terang Haryadi.

Penelitian dan pengembangan terhadap Smart Grid juga terus dilakukan. Teknologi ini memungkinkan energi terbarukan dengan karakter variabel dapat diintegrasikan secara efisien ke jaringan listrik nasional. 

Menurutnya, kesiapan sistem menjadi faktor penting agar peningkatan kapasitas energi bersih tidak mengganggu keandalan pasokan.

“Strategi Complementing Renewable Expansion kami rancang untuk memastikan ekspansi energi terbarukan berjalan seiring dengan penguatan sistem pendukungnya. Mencakup peningkatan kapasitas penyimpanan energi, pengembangan pembangkit fleksibel berbasis gas dan hidro, serta pembangunan jaringan transmisi hijau antar wilayah,” tambah Haryadi.

Melalui strategi tersebut, PLN menargetkan pembangunan penyimpanan energi berskala besar, pembangkit fleksibel, serta jaringan transmisi yang mampu mendistribusikan energi terbarukan antarwilayah secara lebih merata.

Pendekatan ini membuka peluang peningkatan kapasitas energi bersih hingga mencapai lebih dari 75 persen dalam satu dekade.

Dalam paparannya, Haryadi juga menyebut pengembangan energi hijau PLN berpotensi menghasilkan sertifikat pengurangan emisi hingga 250 juta ton. 

Nilai tersebut, menurutnya, menjadi peluang ekonomi yang dapat mempercepat agenda transisi energi nasional.

“Potensi green attribute tersebut bukan hanya menunjukkan kemampuan teknis PLN dalam mengembangkan energi bersih, tetapi juga menegaskan peran PLN sebagai penggerak ekonomi hijau nasional. Kami ingin memastikan bahwa setiap ton emisi yang berhasil dikurangi dapat memberikan nilai tambah nyata bagi negara, investor, dan masyarakat,” jelas Haryadi.

Adapun kolaborasi dari mitra internasional, pembiayaan inovatif, serta mekanisme pasar karbon dinilai menjadi elemen penting agar proses menuju energi bersih tetap inklusif.

Tags Energi Alternatif Energi Baru Terbarukan PT PLN Persero Transisi Energi