Minggu, 23 November 2025

Akses Tol dan Kawasan Terintegrasi Kerek Nilai Properti di Legok, Rumah Rp400 Juta Melonjak 50% dalam 2 Tahun

Rita Megawati, Project Consultant dari Property Lounge.(@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

TANGERANGNEWS.com-Kawasan Tangerang Raya, khususnya Legok, kini menjadi sorotan utama sebagai magnet investasi properti dengan kenaikan nilai jual yang fantastis, didorong oleh pengembangan infrastruktur dan kawasan kota yang terintegrasi.

Rita Megawati, Project Consultant dari Property Lounge yang saat ini menangani 15 proyek aktif di Jabodetabek menyatakan kenaikan harga yang terjadi bahkan melampaui ekspektasi.

Ia memberikan contoh salah satu proyek yang dipegangnya, Widari Village.

"Mereka beli rumah di Widari Village 2021 lalu, 2023 baru serah terima, dengan harga Rp400 juta. Sekarang rumah mereka sudah mau Rp600 juta lebih, hampir Rp700 juta. Artinya 50% dalam kurun waktu 2-3 tahun," jelasnya, Sabtu 23 November 2025.

 

Dua Kunci Utama Pendorong Pertumbuhan Properti

Menurut analisis Rita, lonjakan nilai properti di Legok didorong oleh dua faktor utama yang saling mendukung yakni:

 

1. Aksesibilitas Tol yang Super Cepat

Perkembangan properti mulai terasa signifikan sejak dua tahun lalu karena adanya akses yang terasa makin gampang. Pembangunan infrastruktur seperti Tol Serpong-Balaraja membuat akses ke Serpong, BSD, dan Jakarta makin mudah.

"Lokasi properti saat ini sudah berjarak 15 menit dari akses tol, dan direncanakan akan ada akses tol baru yang dibangun persis di seberang lokasi Widari, hanya berjarak 5 menit," katanya.

 

2. Pengembangan Skala Kota yang Terintegrasi

Rita menambahkan, Tangerang Raya diuntungkan karena pengembangan skala kota (township-township) yang saling menyatu atau terintegrasi.

Berbeda dengan daerah lain seperti Cibubur yang perumahannya cenderung terpisah-pisah, kawasan di Tangerang dapat menyambung karena areanya yang besar.

"Pengembangan ini didukung oleh developer-developer besar, bahkan ekspansi BSD City sudah mulai mendekati kawasan Legok," ujarnya.

 

Analisis Tren Pasar: End User dan Tantangan Investasi Lain

Dikatakan Rita, saat ini, segmen pasar yang paling dominan dan masih bergerak adalah pembeli end user yang mencari rumah pertama dengan harga terjangkau atau di bawah Rp1 miliar.

Rita mengakui adanya tantangan di mana masyarakat, terutama anak muda, mulai melirik instrumen investasi lain seperti pasar uang, emas, dan kripto. Hal ini merupakan dampak dari pembelajaran saat pandemi COVID-19.

"Meskipun demikian, properti tetap ditekankan sebagai investasi yang menarik dan menguntungkan, karena selain menjadi aset, properti juga bisa dihuni," tegas Rita.

Untuk prospek ke depan, Rita menyarankan agar developer lebih mempertimbangkan pasar yang sedang menahan diri dan fokus untuk tidak terlalu jor-joran harga, serta menghabiskan portofolio yang sudah ada dari tahun sebelumnya.

Tags