TANGERANGNEWS-Provinsi Banten melalui Dinas Perhubungan berencana siap membangun transportasi massal baru ke Bandara Soekarno-Hatta, yakni Monorel (kereta layang).
Alasannya, karena untuk mengurangi kemacetan di jalan darat. Rencana itu, kemarin di ekspos oleh Dinas Perhubungan Banten dan Tangsel di depan pengusaha, dan DPRD Banten di Hotel Santika, Serpong. Tangsel.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten, Husni Hasan mengatakan, rencananya pihaknya akan membangungn monorel, dari Stasiun Rawa Buntu, Tangsel ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Panjang monorel itu mencapai 22 kilometer dan lebar sekitar 10 menter. “Monorel ini akan mengurangi beban kemacetan di jalan darat. Ini tidak akan hanya menyedot kemacetan di wilayah Tangerang, tetapi juga Jakarta, Depok dan Bogor,” katanya, hari ini.
Sebab, kata Husni, penumpang pesawat ke Bandara Soetta sebenarnya adalah bermukim di wilayah Jakarta Selatan, Tangerang, Depok dan Bogor. Terlebih, di Jalan Raya Serpong kini sehari di lintasi kendaraan baik roda dua dan empat mencapai 9.200 kendaraan. “Monorel ini akan melintasi Rawabuntu, Serpong dan Tangerang. Saya kira ini akan didukung dengan pengembang perumahan yang ada disekitar Serpong, seperti BSD City dan Alam Sutera,” katanya.
Monorel, kata Husni , berbeda dengan Kereta Api yang biasanya bising. Selain itu, monorel akan bisa menghemat pengeluaran, mencegah global warming apalagi jika nanti Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidinya dicabut. Dengan harga tiket Rp20.000, pihaknya optimistis bisa mengangkut penumpang sebanyak 38 juta pertahun. “Dengan harga tiket sekitar itu, investasi akan cepat kembali. Karena jika dihitung pertahun akan mengembalikan nilai investasi sekitar Rp144 miliar,” katanya.
Ditanya berapa nilai investasi yang dibutuhkan dan dari mana anggarannya. Husni mengaku, proyek ini membutuhkan sekitar Rp2,5-Rp3 Triliun. Soal dari mana anggarannya, dia mengaku, saat ini APBD Provinsi Banten atau Tangsel tidak akan mampu mencovernya. “Meksi begitu, kita bisa meminjam ke pusat dengan menunjukan kemampuan APBD. Jika realistis, pasti pusat akan mengeluarkan. Ada dua pilihan, dari pusat atau full investor,” katanya.
Ditanya, proyek ini akan bernasib sama dengan monorel di DKI Jakarta yang hingga kini terbengkalai. Husni menyatakan, pihaknya banyak belajar dari permasalahan yang terjadi di DKI Jakarta. Kita ini tidak akan terburu-buru membangun, kajian ilmiah dan kerjasama akan kita godok hingga tiga tahun mendatang. “Artinya, sekitar 2013 proyek ini akan terbangun. Dan, kami sangat optimis ini bisa terwujud. Permasalahan monorel di DKI Jakarta kan karena awal-awalnya tidak ada jaminan kepada pemerintah,” terangnya. (dira derby)
Tags