Senin, 14 Juli 2025

HUT Ke-3, Lingkar Muda Tangsel Minta Eksekutif Kerjakeras

Peta Tangsel(tangerangnews / dira)

TANGERANG-Lingkar Muda Tangsel pada HUT ke-3, Kota Tangsel yang jatuh pada tanggal 26 November 2011 meminta agar Eksekutif lebih bekerjakeras agar pembangunan seperti yang dicita-citakan pada pemekaran Tangsel.
 
“Seluruh masyarakat Kota Tangsel mengharapkan agar terbentuknya kota ini akan mampu menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakatnya,” ujar Nabil Ahmad Fauzi melalui keterangan pers rilisnya kepada TangerangNews.com, hari ini.
 
 Diakuinya, dalam 3 tahun terakhir, Kota Tangsel mampu mencapai beberapa hasil positif, seperti APBD Kota Tangsel 2011 telah melampaui angka Rp1 triliun, tepatnya Rp1,2 triliun lebih.
“ Angka ini meningkat 58 % dari APBD tahun sebelumnya. Angka ini sangat besar jika dipergunakan semaksimal mungkin bagi kesejahteraan masayarakat,” jelasnya.  

Selain itu, Kota Tangsel juga mencatat angka Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang siginifikan, yakni menembus 8,5 persen yang melebihi angka rata-rata nasional 6,4 persen.  

Sektor pembangunan juga mampu mencatat beberapa capaian positif, yakni geliat pembenahan dan perbaikan pada aspek infrastruktur. Pembenahan dan perbaikan infrastruktur, terutamanaya jalan, mulai terlihat di beberapa ruas jalan utama Kota Tangsel.

Begitu juga dengan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Banten, dari angka 70,6 poin yang diperoleh oleh Provinsi Banten, Kota Tangsel menyumbang 75,01 poin. “Hal ini menunjukkan bahwa kualitas SDM Kota Tangsel sangat unggul,” katanya.  

Tangsel juga mendapat status opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) bagi laporan keuangan Kota Tangsel yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Provinsi Banten.
“Namun, juga terdapat beberapa catatan negatif, “ jelasnya.

Problem kepadatan penduduk akibat laju pertumbuhan penduduk. Diprediksikan pada tahun 2030 mendatang, jumlah penduduk Kota Tangsel akan mencapai angka 3,6 juta jiwa.

Pertumbuhan penduduk yang cepat ini tentu diiringi dengan kebutuhan pelayanan publik yang memadai, baik secara kuantitas maupun kualitas. “Jika Pemkot tidak segera atau bahkan gagal mengantisipasi fenomena ini, maka dampak yang ditimbulkannya akan sangat membahayakan,” jelasnya.
 
Angka jumlah kemiskinan dan pengangguran. Mengacu kepada data BPS 2009, Kota tangsel masih memiliki 52.644 orang miskin atau sekitar 4, 89 persen dari jumlah penduduk. 
 
Adapun angka jumlah penggangguran tahun 2010 tercatat 9.605 orang dan tahun 2011 mencapai sekitar 50.122 orang atau meningkat sekitar 40 ribu orang dalam setahun ini. Tentunya problem pengangguran yang tidak tertangani akan menimbulkan efek samping berupa gejala sosial yang negatif seperti kemiskinan, gelandangan, pengemis dan juga munculnya masalah-masalah kriminal.
Angka penderita gizi buruk di Kota Tangsel masih tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tangsel, terdapat sekitar 29 bayi lima tahun (Balita) yang menderita gizi buruk. 100 balita lainnya juga dapat perhatian khusus karena mengalami gejala gizi buruk. Lalu juga, problem penyakit HIV/AIDS. Data Dinas Kesehatan Kota Tangsel menunjukkan tahun 2007 hingga 2011 teridentifikasi 54 pengidap HIV dan sembilan kasus AIDS.

“Untuk itu kami mendorong Pemkot Tangsel sebagai pihak eksekutif untuk bekerja lebih keras, lebih cerdas dan lebih efektif untuk mendorong laju perkembangan pembangunan di Tangsel,” katanya. Selain itu juga pihaknya mendorong kepada pihak DPRD Tangsel agar lebih aktif memperjuangkan aspirasi masyarakat Tangsel, sehingga mampu mempercepat akselerisasi pembangunan.(DRA)

Tags