Selasa, 13 Mei 2025

Pengusaha Lokal Tangsel Minta Pembinaan Maksimal

( / )

TANGSEL – Pengusaha lokal Kota Tangsel yang bergerak di bidang jasa kontruksi meminta lebih mendapat pembinaan dari pemerintah daerah setempat. Terutama soal kesempatan mendapat share proyek untuk pembangunan yang dilaksanakan di Kota Tangsel yang saat ini sudah berumur tiga tahun.
 
“Selama ini memang komunikasi kami kurang efektif dengan kedinasan terkait,” terang Henry Zein, Anggota Lintas gabungan asosiasi lokal Kota Tangsel, Kamis (1/12).
 
Menurut pria yang juga Ketua Gabungan Rekanan Jasa Kontruksi Seluruh Indonesia (Garansi) Kota Tangsel ini, untuk memaksimalkan hubungan yang harmonis dengan pemerintah daerah, pihaknya akan meminta ber-audensi dengan Walikota Tangsel Hj Airin Rachmi Diany. Tujuan dari audensi tersebut guna menerangkan sejauh mana peran pengusaha local saat ini. “Audensi rencananya kami laksanakan Senin pekan depan,” terangnya.
 
Pembinaan yang dimaksud para pengusaha yakni keterbukaan soal apa-apa saja proyek kontruksi yang akan dikerjakan di Tangsel. Lalu disamakan dengan kemampuan para pengusaha lokal sesuai dengan spesifikasi perusahaan masing-masing dalam mengerjakan proyek. Dengan begitu, pemberdayaan pengusaha lokal dapat dimaksimalkan sedemikian rupa. Disisi lain, dengan pemberdayaan pengusaha lokal di Tangsel, maka soal pajak, retribusi dan sebagainya, juga kembali ke kas daerah.
 
“Berbeda apabila dikerjakan oleh pengusaha luar Tangsel. Maka pajak, retribusinya tidak kembali ke Tangsel. Ini kan juga merugikan PAD. Padahal kami selaku pengusaha juga berharap memiliki peran langsung untuk pembangunan Tangsel,” ucapnya.
 
Menurut Hendri Zein, sejak tahun 2009 hingga 2011 ini pihaknya selaku pengusaha lokal merasa pembinaan terhadap pihaknya semakin menurun. Bayangkan pada tahun 2009 seluruh asosiasi yang ada di Tangselmendapat proyek pengerjaan sekitar Rp 1 miliar. Kemudian pada tahun 2010 merangkak menjadi sekitar Rp 2 miliar. Namun anehnya pada 2011 ini menjadi menurun. Bahkan ada asosiasi yang hanya mendapat 75 juta untuk satu tahun paket.
 
“Ini yang ingin kami cari solusinya dengan Walikota. Harapannya agar pembinaan yang dilakukan kepada kami terus dimaksimalkan. Jadi tidak semua dari luar daerah Tangsel yang mendapat proyek,” ujarnya.
 
Karena menurut Henri Zein, apabila pemerintah daerah tidak memaksimalkan peran pengusaha lokal, imbasnya sangat tidak baik. Diantaranya adalah soal keseriusan dalam mengerjakan proyek yang dilakukan. Selain itu juga, soal keberlangsungan nasib para pengusaha lokal Tangsel.
 
“Kalau pengusaha luar daerah yang mengerjakan, bisa saja mereka tidak terlalu mengedepankan kualitas. Karena mereka tidak bertanggung jawab moral soal pembangunan daerah Tangsel. Salah satunya adalah proyek di Jalan Merpati yang sudah rusak beberapa bulan setelah pengerjaan. Namun kalau pengusaha lokal yang dimaksimalkan, beban moral kami akan sangat besar karena pertanggungjawaban sebagai pengusaha lokal. Apalagi Walikota juga mengedepankan tag line membangun kota Tangsel secara bersama,” tutupnya.(DRA) 
Tags