Rabu, 14 Mei 2025

Kantor Budpar Sinergi Bangun Budaya dan Pariwisata di Tangsel

Tarian tradisional, salah satu kekayaan budaya Kota Tangsel. (TN / TN)

TANGERANGNEWS—Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Kantor Kebudayaan dan Pariwisata terus berjuang agar potensi budaya dan pariwisata yang ada di Kota Tangsel maju dan berkembang. Untuk itu, sejumlah langkah pun dilakukan. Salah satunya membangun sinergi dengan stakeholder.
 
Kasubag Umum dan Tata Usaha Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangsel Sakar Sudarwanto mengatakan, di era seperti sekarang ini, membangun sinergi dengan banyak pihak dalam mengembangkan budaya dan pariwisata mutlak dilakukan. Sebab dengan begitu ada bagi-bagi peran yang saling mengisi dan melengkapi.  Sehingga dalam jangka panjang, keinginan untuk tetap menjaga adat-istiadat serta mengembangkan budaya lokal dan kontemporer di Kota Tangsel berhasil sukses.
 
“Tidak mungkin Kantor Budpar bisa berjalan sendiri. Sinergi dan kerja sama dengan banyak pihak harus dilakukan jika ingin potensi budaya dan pariwisata di Tangsel makin dikenal ke daerah lain," kata Sakar, belum lama ini.
 
Dari Budaya Tradisional hingga Wisata Kuliner

Sakar mengutarakan, potensi kebudayaan dan pariwisata di Kota Tangsel sebetulnya sangat banyak. Hanya saja dia mengakui, pemanfaatannya belum dilakukan secara maksimal.
 
Untuk kebudayaan misalnya, Kota Tangsel hampir memiliki semua, baik yang bersifat tradisional maupun kontemporer. Untuk yang tradisional misalnya Lenong Betawi, Tari Gambang Kromong, Palang Pintu, dan Onde-onde. Bahkan untuk Lenong Betawi, sudah dipentaskan hingga keliling Eropa dan Amerika.
 
Begitu juga  untuk potensi pariwisata. Yang paling mengagumkan tentu saja potensi wisata kuliner. Sudah menjadi buah bibir, bahkan hingga ke daerah lain, kalau Kota Tangsel kaya dengan restoran dan rumah makan yang sangat beragam. Jenis menu yang ditawarkan pun bermacam-macam mulai menu dengan cita rasa Nusantara hingga mancanegara.
 
“Bisa dibilang mau makan jenis apa saja di Tangsel pasti ada,” kata Sakar bangga.

Masih terkait lokasi wisata, Kota Tangsel juga banyak memiliki kawasan wisata baik alam, wisata buatan, wisata sejarah, hingga wisata religi. Yang sering dikenal misalnya lokasi wisata Tanah Tingal di Ciputat yang menawarkan keasrian pemandangan alam. Kemudian wisata kolam renang buatan yang terbesar di Asia Tenggara yang terdapat di kawasan Serpong. Selain itu ada juga wisata ziarah di Kramat Tajug yang tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat Banten, tapi juga pelosok lain di Indonesia.

“Termasuk Monumen Lengkong dan Taman Makam Pahlawan Seribu yang masuk kategori wisata ziarah,” imbuh Sakar.

Antara Dodol dan Tahu Serpong

Lantas bagaimana soal kerajinan dan produk khas? Untuk yang ini pun, Sakar menegaskan kalau Kota Tangsel tidak kalah dengan daerah lain. Beragam produk khas Tangsel banyak bertebaran di sejumlah kecamatan.
 
Beberapa yang sudah sangat dikenal misalnya batik khas Tangsel. Untuk produk ini bahkan sudah dikenal hingga ke mancanegara. Selain itu, ada juga dodol khas Cilenggang yang ketenarannya menyamai dodol Betawi.

Produk lainnya yang tak kalah khas adalah tahu asal Serpong. Sesuai dengan namanya, produk tahu ini banyak dijumpai di wilayah Serpong. Kelebihan dari tahu yang sudah diproduksi sejak sebelum tahun 1940 ini adalah memiliki rasa yang khas, dan bentuknya agak bulat. Selain itu, warna kuningnya pun terlihat lebih segar karena menggunakan pewarna kunyit. Istimewanya, tahu Serpong juga bisa dimakan mentah atau digoreng tanpa minyak karena tanpa menggunakan bahan pengawet.

“Ada juga produski kacang sangrai khas Tangsel. Sampai saat ini produk kacang tanah ini masih tetap eksis,” tandas mantan pejabat di BP2T Tangsel ini.

Terhadap segala potensi yang dimiliki Kota Tangsel itu, kata Sakar adalah berkah sekaligus peluang yang harus dimaksimalkan. Kantor Budpar selaku leading sector pun sudah melakukan program.

Selain melalui pembinaan kepada pelaku budaya dan pariwisata, secara kontinyu Kantor Budpar juga mengikuti pameran baik di Provinsi Banten maupun di daerah lain. Yang terbaru adalah keikutsertaan Kota Tangsel dalam pameran di Manado yang akan diselenggarakan Asosiasi Pemerintahan Kota/Kabupaten Indonesia (APEKSI) pada bulan April dan Mei mendatang.

Sementara dari sisi kemudahan regulasi, Kota Tangsel juga tengah mengupayakan agar proses pengurusan Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TUDP) yang berhubungan dengan wisata dan budaya cukup dilayani oleh Kantor Budpar.

“Saat ini kami hanya merekomendasi, sementara pengurusan tetap di Kantor BP2T. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kebijakan TDUP bisa segera dilakukan di Kantor Budpar, hal ini untuk lebih mengefisienkan proses pengurusan,” tandas Sakar. (FAW/ADV)

Tags