TANGERANG-Pemerintah Kota Tangsel mengefektifkan program tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) 3R atau Reduce, Reuse, Recycle secara ter-cluster pada tiap-tiap wilayah Rukun Warga (RW). Itu dilakukan karena program itu lebih efektif ditengah banyaknya tawaran program pengentasan sampah yang belum terbukti hasilnya.
Wakil Wali Kota Tangerang Benyamin Davnie mengatakan, produksi sampah di Kota Tangsel saat ini sehari mencapai 1.650 meter kubik. Persoalan sampah, menurut Benyamin karena belum terciptanya budaya kesadaran dari masyarakatnya untuk memilah.
“Belum lagi masih banyak yang tertangkap tangan sering membuang sampah di median jalan,” ujar Benyamin Davnie, Kamis (14/3).
Padahal menurut Benyamin, Pemkot Tangsel sejak 2011 telah mempersiapkan pengadaan gerobak sampah, tempat sampah dan armada pengakut sampah yang terus ditambah.
Banyamin mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Namun, setelah dilakukan kerjasama dengan melihat langsung proyek sampah, umumnya belum ada yang terbukti. “Tak ada yang bisa meyakinkan bisa mengurangi beban sampah. Kalau belum terbukti, kami lebih baik mengefektifkan TPST 3R, daripada harus buang anggaran yang hasilnya belum terbukti,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tangsel Mochammad Taher mengatakan, pihaknya telah memiliki 29 truk sampah, 14 mobil pick up 14, motor roda tiga disetiap kelurahan ada 54 serta 70 ambrol.
”Anggaran tahun ini kami persiapkan untuk operasional managemennya mencapai Rp11 miliar. Itu belum termasuk yang lain-lain hanya khusus untuk operasional mengakut sampah dari hulu sampai ke hilir,” ujarnya.
Berkaitan dengan sampah di pasar tradisional, Taher mengatakan, pihaknya sudah tak memperdulikan pasar masih dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang. Sebab, ketika sampah berserakan tetap yang disalahkan oleh warga Pemkot Tangsel.
“Itu harus kami lakukan, meski sebenarnya bukan hanya beban kami. Bisa diukur saat ini, bagaimana kami all out membenahi sampah di pasar, mulai dari median jalan dan yang ada di kolong fly over Pasar Ciputat,” terangnya.
Taher juga meminta kepada masyarakat maupun pedagang, agar bisa membantu dalam mengurangi produksi sampah. Caranya, kata Taher, mereduksi sampah yang turun ke TPA Cipeucang. “Warga sudah harus bisa memilah mana sampah organic dan sampah non organic, karena ada nilai tambahnya kalau kita bisa memisah,” terangnya. (ADV)
Tags