Jumat, 27 Juni 2025

Sun Life Indonesia Ungkap Gen-Z Jadi Generasi yang Finansialnya Paling Rentan

Ilustrasi Gen Z(@TangerangNews / Istimewa)

TANGERANGNEWS.com-Sun Life Indonesia telah merilis edisi kedua dari Sun Life Asia Financial Resilience Index: Balancing Today’s Needs and Tomorrow’s Goals, yang menjelaskan lebih detail mengenai bagaimana masyarakat Indonesia mengelola keuangan di tengah tantangan ekonomi yang terus berkembang.

Meski terjadi sedikit peningkatan dalam persepsi terhadap kemapanan finansial secara keseluruhan, laporan ini mengungkapkan adanya kesenjangan ketahanan finansial yang signifikan antar generasi.

Untuk metodologi survei dilakukan terhadap 1.000 orang dari berbagai tingkat pendapatan, kelompok usia, serta latar belakang wilayah kota maupun desa.

Hasilnya, Gen-Z tercatat sebagai kelompok paling rentan secara finansial dan memiliki ketahanan jangka panjang terendah. Sebagai perbandingan, nyatanya sebanyak 63% responden Baby Boomer merasa aman secara finansial, jauh di atas Gen-Z (49%).

 

Gen-Z Menghadapi Tantangan Finansial yang Lebih Kompleks

Gen-Z menunjukkan tingkat kepercayaan diri dan kematangan perencanaan finansial yang paling rendah di antara seluruh kelompok usia. Hanya 49% dari mereka yang merasa aman secara finansial, dibandingkan 61% Milenial dan 63% Baby Boomer.

Sebanyak 58% Gen-Z menyebut diri mereka sebagai investor konservatif. Hal ini menunjukkan kecenderungan untuk menghindari risiko dan kemungkinan akan kurangnya pemahaman terhadap pentingnya menyeimbangkan risiko, serta imbal hasil jangka panjang.

Lebih dari seperempat Gen-Z (29%) tidak mencari bantuan atau nasihat dalam membuat keputusan finansial mereka. Angka ini menjadi yang tertinggi dibandingkan kelompok usia lainnya.

Padahal, Gen Z justru menjadi kelompok yang paling membutuhkan panduan dan struktur dalam membangun masa depan finansialnya.

Menariknya, 21% dari Gen-Z mengandalkan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk melakukan konsultasi keuangan, sedangkan Milenial sekitar 21%, Gen X 9%, dan Baby Boomer 11%.

Kah jing Lee, Chief Client and Distribution Officer Sun Life Indonesia mengatakan Gen Z memiliki waktu yang panjang untuk merancang masa depan keuangan mereka, tetapi banyak dari mereka justru diliputi kekhawatiran dan keraguan.

Mereka tumbuh dalam era ekonomi yang penuh ketidakpastian dan tekanan biaya hidup yang tinggi.

"Meningkatkan literasi finansial serta memperluas akses terhadap informasi terpercaya, dapat menjadi kunci dalam membantu mereka membangun ketahanan finansial jangka panjang," ujarnya, Kamis 26 Juni 2025.

 

Fokus Keuangan Jangka Pendek Mendominasi di Tengah Tekanan Inflasi

Inflasi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat banyak orang kesulitan menyeimbangkan kebutuhan harian dan rencana keuangan jangka panjang mereka.

Sebanyak 92% responden mengaku merasakan langsung dampak dari inflasi, dan 46% menyatakan bahwa hal tersebut berdampak besar terhadap kemampuan mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Akibatnya, fokus keuangan masyarakat bergeser ke tujuan jangka pendek. Sebanyak 62% responden menyatakan bahwa mengelola uang untuk kebutuhan sehari-hari adalah prioritas utama, sedikit menurun dari 63% pada tahun 2024.

Sementara itu, perencanaan pensiun yang sebelumnya menempati posisi kedua kini turun menjadi peringkat kelima.

Situasi ini menunjukkan bahwa masyarakat kini lebih memprioritaskan kebutuhan sehari-hari dibandingkan dengan perencanaan pensiun yang sebelumnya menjadi salah satu fokus utama.

Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, menabung untuk dana darurat kini menjadi prioritas kedua yang paling penting (42%).

Namun, kesiapan masyarakat untuk membangun ketahanan finansial jangka panjang masih tergolong rendah. Lebih dari separuh responden (55%) belum memiliki rencana keuangan lebih dari 12 bulan ke depan, dan hanya 9% yang mempersiapkan rencana keuangan hingga lebih dari 10 tahun ke depan.

Angka ini menandakan masih minimnya perencanaan jangka panjang yang dibutuhkan untuk mencapai ketahanan finansial yang berkelanjutan.

 

Kesenjangan Ketahanan Finansial yang Masih Terlihat Jelas

Laporan ini juga menyoroti perbedaan yang cukup signifikan antara individu yang memiliki ketahanan finansial tinggi dan mereka yang memiliki ketahanan rendah.

Kelompok dengan ketahanan finansial tinggi mampu menghadapi tantangan ekonomi tanpa harus mengorbankan tujuan finansial jangka panjang. Selain itu, mereka lebih memprioritaskan dana darurat (45%) dan pendidikan diri atau anak-anak (38%).

Sebaliknya, individu dengan ketahanan finansial rendah lebih fokus pada pelunasan utang (53%) dan dana darurat (45%). Hanya 27% dari mereka merasa mampu memenuhi kebutuhan jangka pendek, dan hanya 15% yang yakin dapat mencapai tujuan finansial jangka panjang.

Bahkan, 68% dari kelompok ini menyatakan tidak akan mampu bertahan lebih dari enam bulan jika kehilangan pekerjaan atau mengalami gangguan kesehatan serius.

Sementara itu, kelompok berketahanan tinggi menunjukkan keyakinan yang lebih besar: 81% merasa mampu memenuhi kebutuhan jangka pendek, dan 87% yakin akan mencapai tujuan tabungan jangka panjang.

Sebanyak 51% bahkan percaya diri dapat bertahan lebih dari enam bulan dalam situasi darurat. Mereka juga cenderung lebih proaktif dalam mengelola keuangan, di mana 44% berkonsultasi dengan penasihat keuangan, 50% secara rutin mempelajari topik-topik keuangan, dan 48% aktif berinvestasi.

Kah jing Lee menambahkan laporan ini memperlihatkan adanya kesenjangan yang semakin jelas antara mereka yang secara aktif merencanakan masa depan finansialnya dan mereka yang masih terjebak memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan, literasi dan perencanaan keuangan menjadi semakin penting.

"Karena itu, Sun Life hadir dan berkomitmen untuk menyediakan panduan, serta solusi keuangan yang relevan agar masyarakat Indonesia dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih percaya diri," ungkapnya.

Tags Gen Z Gen Z Tangerang Tips Keuangan