TANGERANGNEWS.com- Ponsel legendaris era 2000-an, BlackBerry, kembali mencuri perhatian, khususnya di media sosial TikTok melalui tren menggunakan ponsel lawas.
Tagar #blackberry telah digunakan lebih dari 127 ribu kali, menandakan adanya lonjakan minat dari Gen Z terhadap ponsel tersebut.
Fenomena ini mencuat saat banyak pengguna membagikan video unboxing BlackBerry bekas, yang dibeli lewat Facebook Marketplace atau eBay, hingga menghias ponsel milik orang tuanya.
Yang menarik, keyboard fisik khas BlackBerry justru dianggap estetik dan bahkan digunakan untuk konten ASMR seperti dilansir dari CNN Indonesia, Sabtu 21 Juni 2025.
"Saya sudah muak dengan Apple, saya rela menyerahkan hampir segalanya demi sebuah Blackberry!" tulis salah satu pengguna TikTok.
Lalu, apakah ponsel yang pernah berjaya hampir dua dekade lalu masih layak digunakan di tahun 2025?
Secara teknis, jawabannya sulit. Sejak resmi mundur dari pasar smartphone pada 2016, BlackBerry tak lagi memproduksi perangkat baru.
Model yang beredar saat ini merupakan barang lama dengan spesifikasi yang sudah jauh tertinggal.
Misalnya, BlackBerry Classic hanya dibekali kamera 8 MP dan RAM 2 GB, sementara smartphone terjangkau saat ini seperti Moto G Play sudah mengusung kamera 50 MP dan RAM jauh lebih besar.
Masalah lainnya datang dari sisi perangkat lunak. Tanpa pembaruan sistem operasi, ponsel ini rawan terhadap celah keamanan dan bug.
Bahkan beberapa aplikasi seperti WhatsApp, Spotify, hingga Telegram sudah tak lagi berjalan normal di perangkat BlackBerry, berdasarkan keluhan para pengguna di forum Reddit.
Di luar itu, seiring dengan berjalannya waktu, banyak operator seluler di berbagai negara telah menghentikan dukungan untuk jaringan 2G dan 3G, dua teknologi yang menjadi andalan BlackBerry.
Artinya, tidak semua kartu SIM bisa digunakan dan ponsel bisa saja kesulitan menangkap sinyal.
Meski begitu, bagi sebagian Gen Z, daya tarik BlackBerry justru bukan pada fungsionalitas, melainkan nilai estetika dan simbol anti-mainstream dari perangkat klasik ini.
Layarnya yang cenderung kecil, keyboard klik-klak, dan desain vintage, BlackBerry tampilan bukan lagi untuk bersaing di pasar teknologi, melainkan sebagai ikon gaya dan nostalgia.