Sabtu, 11 Mei 2024

UMT dan UPI Kolaborasi Edukasi Guru SD di Kota Tangerang Soal Industri Hijau

Sejumlah dosen UMT dan UPI mengedukasi para calon guru dan guru SD di Kota Tangerang terkait industri hijau, 10 November 2023.(@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

TANGERANGNEWS.com-Dosen Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) bersama Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berkolaborasi dalam mengedukasi guru sekolah dasar (SD) di Kota Tangerang terkait industri hijau (Green Industry).

Melalui kegiatan ini diharapkan para guru dapat menerapkannya pada Kurikulum Merdeka melalui pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) di sekolah dasar.

Gugus Kendali Mutu (GKM) Prodi Pendidikan Fisika dan Prodi Fisika UPI Bidang Layanan dan Pengabdian Dr. Mimin Iryanti mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

Program ini terbagi menjadi dua kegiatan, yang pertama diadakan di Kampus UMT pada 10 November 2023. Dengan tema "Green Industry, Green Energy dan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM)", kegiatan ini diikuti oleh 80 calon guru dan 25 guru SD.

"Sedangkan kegiatan kedua bertema “Teknik Menghemat Listrik dan Awal Waktu Subuh Menurut Syariat dan SAINS” digelar di Kampung Jimpitan, Batuceper, Kota Tangerang," kata Mimin, Selasa 28 November 2023.

Mimin menjelaskan, green industry merupakan perusahaan manufaktur yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, sejalan dengan program Making Indonesia 4.0.

Prinsip ini diyakini akan mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian lingkungan hidup.

"Dengan penerapan Industri hijau dapat meningkatkan daya saing dengan proses dan hasil produksi yang ramah lingkungan," jelasnya.

Perusahaan manufaktur sebisa mungkin meminimalisir bahan baku terbuang percuma untuk menekan jumlah limbah produksi. Tidak hanya meminimalisir bahan baku terbuang, industri hijau juga melibatkan kerja teknologi rendah karbon.

Teknologi-teknologi yang digunakan dalam industri hijau sebisa mungkin rendah energi, tidak menghasilkan limbah, sekaligus meningkatkan produktivitas.

Bahkan menurut Industrial Development Report yang dirilis oleh United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) pada 2011, industri manufaktur menyumbang hampir 30 persen gas rumah kaca yang memicu pemanasan global.

"Oleh karena itu, industri hijau perlu diterapkan untuk menekan angka kerusakan lingkungan dan memperbaiki kelestarian alam," terang Mimin.

Atas dasar ini, kata Mimin, masyarakat khususnya para calon guru dari program PGSD harus memiliki bekal dalam memahami konsep green industry dan dapat menerapkannya pada Kurikulum Merdeka melalui pembelajaran IPAS.

Setelah dikaji dan dianalisis bersama para calon guru PGSD FKIP UMT, ternyata green industry dapat dimasukkan dalam pembelajaran IPAS di fase C yaitu kelas V pada topik Permasalahan Lingkungan Mengancam Kehidupan.

"Atau di Kelas VI pada topik Ragam Permasalahan Lingkungan Akibat Perbuatan Manusia," Jelasnya.

Untuk diketahui dosen yang berkolaborasi dalam program ini diantaranya oleh Drs. Iyon Suyana, Prof. Dr. Parlindungan Sinaga, Dr. Selly Feranie, Dr. Muslim, Dr. Taufik Ramlan Ramalis, Drs. Agus Danawan, Drs. Waslaluddin, Dr. Achmad Samsudin, Alfiansah Sandion, Yizal Fajri, dan Aam Amaliah.

Tags Akademisi Tangerang Berita Kota Tangerang Dosen Muda Tangerang Guru Tangerang Kota Tangerang Pendidikan Tangerang UMT Universitas Muhamadiyah Tangerang