"Himbauan secara resmi atau tertulis memang belum ada, namun sesuai dengan Hasi rapat Pemda kemarin, diharap tempat hiburan dan panti pijat agar tutup total," kata Kapolsek Pondok Aren Kompol Parmono, dalam silaturahmi dan tatap muka dalam rangka Kamtibmas dengan para pemilik / pengelola tempat hiburan malam dan panti pijat se- Kecamatan Pondok Aren di Aula Polsek Pondok Aren, Jumat (13/7).

Menurut Parmono, di Tangsel masih ada kelompok garis keras."Saya tidak menyebut Ormas, tapi sekelompok orang yang menganggap di Indonesia ini seperti di Arab Saudi," ungkapnya.

Hukum Negara dan Agama berbeda, lanjut Parmono. "Walaupun di dunia ini masih banyak islam KTP, diharapkan para pemilik hiburan dan lainnya ikuti peraturan yang ada. Jangan sampai ada kelompok aliran keras yang merusak tempat usaha karena di anggap mengganggu ibadah umat islam," lanjutnya.

Parmono menjelaskan, kalaupun selama ramadan masih ada yang membuka usahanya, resiko di tanggung sendiri. "Dalam hal ini kami sudah menghimbau sesuai keputusan dalam rapat pemda. Jika ada yang memaksa membuka usahanya, yah bila terjadi sesuatu menjadi tanggung jawab sendiri," jelasnya.

Selama ramadan usaha hiburan harus tutup. Dan jika selanjutnya membuka usahanya kembali, diharap jangan menjual miras dengan kadar alkohol tinggi tanpa ijin yang jelas. "Polisi hanya bisa melakukan teguran dan dapat berbuat jika ada kesalahan hukum. Sedangkan yang berhak menutup adalah pihak Satpol PP," katanya.

Kasi Satpol PP Kecamatan Pondok Aren, Suhli menambahkan, pemerintah telah menetapkan kepada tempat hiburan dan panti pijat untuk tutup selama ramadan. Ketika ada yang melanggar, pihak Satpol PP berhak untuk menutup tempat tersebut tanpa kecuali.

"Pemilik Tempat hiburan dan panti pijat sudah kami himbau sesuai dengan himbauan dari Walikota Tangsel. Namun bila melanggar, resiko harus titanggung sendiri, karena jika terjadi sesuatu kami berhak untuk menutupnya," katanya.

Di Kecamatan Pondok Aren ada sekitar 30 tempat hiburan dan panti pijat. Sektar 25 orang pemilik hiburan hadir dalam acara tersebut. Dalam acara tersebut mendapat protes keras dari sejumlah pemilik tempat hiburan dan panti pijat.

Pemilik panti Pijat sehat Yozimura di Ruko Bintaro Sektor 9 Blok B9-C08 Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, Hetty Murniati Bambang R, menentang keras keputusan pemerintah tersebut. "Saya sangat kecewa dengan peraturan pemerintah itu. Seharusnya pemerintah jangan menganggap semua panti pijat itu buruk, ambilhan keputusan dengan pertimbangan yang baik," katanya.

Menurut Hetty, dengan adanya peraturan itu, maka seluruh karyawannya sebanyak 18 orang itu terancam tidak dapat merayakan lebaran. "Jika harus di tutup, bagaimana nasib kami tanpa penghasilan dalam satu bulan ini. Dan bagaimana kami bisa menbahagiakan anak serta keluarga di hari raya nanti, jika harapan penghasialan satu-satunya milik kami harus di tutup," lanjutnya.

Namun Hetty, tidak akan diam dalam hal ini. "Panti pijat kami tidak ada pelayanan plus-plus. Kami hanya kena imbasnya. Dengan ini kami akan mempertimbangkan dengan yang lain agar dapat tetap beroperasi. Karena pada tahun-tahun sebelumnya kami juga tetap buka dan aman-aman saja," jelasnya. (TRE)