TANGERANGNews.com - Peraih medali emas Olimpiade Brasil, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir akan diarak menuju kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan Bandros setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (23/8) petang.
Pasangan ganda campuran bulutangkis itu dijadwalkan akan mendarat pada petang pukul 15.30 di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta dengan Qatar Airways QR965 Selasa (23/8). Setelah itu Tontowi-Liliyana akan bertolak ke Istana Negara untuk menghadap Presiden RI Joko Widodo.
"Nanti Tontowi-Liliyana akan ke Kemenpora dengan bus Bandros dari Bandung. Mereka akan berangkat dari area keberangkatan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, " kata Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II, Agus Haryadi.
Bandros sendiri merupakan bus wisata kota Bandung, yang merupakan singkatan dari Bandung on Tour Bus.
"Bandros sendiri berbentuk bus tingkat tanpa atap berwarna biru muda," kata Agus.
Sebelum diarak menuju Jakarta, kata Agus, Tontowi-Liliyana akan melakukan konferensi pers terlebih dahulu di area kedatangan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
"Akan ada konferensi pers selama kurang lebih 30 menit sebelum mereka ke Jakarta, " kata Agus.
Untuk diketahui, Owi dan Butet nanti akan disambut dengan water salute saat pesawat yang mereka tumpangi mendarat. Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi juga akan mengalungkan bunga kepada keduanya nanti.
Tontowi-Liliyana keluar sebagai penyabet medali emas ganda campuran bulutangkis di Olimpiade Brasil setelah menyingkirkan ganda campuran asal Malaysia, Chan Peng Soon dan Goh Liu Ying.
Seorang atlet basket Indonesia berinisial JDS, ditangkap aparat Polresta Bandara Soekarno-Hatta karena memesan 869 gram ganja berbentuk permen dari Thailand.
TODAY TAG
Rencana pemerintah untuk menghapus batasan usia dalam lowongan kerja tidak mendapat dukungan dari kalangan pengusaha.
Kemudahan transaksi digital di Indonesia semakin terasa dengan hadirnya QRIS, sistem pembayaran berbasis QR code yang dirancang untuk menyatukan berbagai metode pembayaran dalam satu kode.
Fenomena generasi strawberry kembali menjadi perbincangan publik. Istilah ini merujuk pada karakter anak muda yang dinilai rapuh dalam menghadapi tekanan, meski tumbuh dalam lingkungan yang serba nyaman dan berpendidikan tinggi.
RECOMENDED
Tangerang News
@tangerangnews
