TANGERANG-Penyampaian visi misi yang tidak membuat jenuh para audiennya adalah penyampaian visi misi pasangan Miing-Suratno. Keduanya tampil memukau dengan kejenakaan-nya. Hal itu membuat para undangan yang hadir tertawa dan berseloroh saat DPRD Kota Tangerang menggelar paripurna istimewa di gedung DPRD Kota Tangerang, Rabu (14/08).
Miing sempat menyebut lima program kerjanya, tetapi ditanggapi para undangan dengan menyebut tagline salah satu kandidat yang memang nomor urutnya 5, yakni Arief-Sachrudin.
Diawali dengan meminta agar Suratno tidak berdiri disamping kanan, karena posisi kanan adalah posisi calon wali kota (dirinya), kemudian adanya kata sindiran bagi para wakil yang hanya jadi ban serep.
“Pak Ratno jangan jadi ban serep, “ ujar Miing, disertai tawa para hadirin.
Pasangan ini mengatakan, pihaknya akan bisa membuat birokrasi yang simple, dan menjamin keamanan untuk investasi bagi para investor.
“Kalau saya ini dibilang mimpi, ya memang pemimpin itu harus memiliki mimpi untuk diwujudkan. Kami juga akan memperbaiki program kartu multi guna, agar tidak hanya bisa dibiayai di kelas 3 saja kalau di rumah sakit,” ujar Miing.
Miing juga menyampaikan, bahwa Kota Tangerang sudah tidak perlu lagi mengeluarkan izin horizontal.
“Harusnya vertical, karena ruang publik sudah tak ada. Kota Tangerang juga tak ada pedestrian, jadi buat pejalan kaki tak manusiawi,” ujarnya.
Bahkan Miing juga sempat menyindir adanya perseteruan di dalam tubuh birokrat Kota Tangerang. “Saya tahu perasaaan para birokrat dari sekda hingga lurah saat ini,”sindir Miing.
Untuk mengurangi permasalahan pengangguran, Miing mengaku akan mendirikan Tangerang techno park tempat dimana warga mendapar pendidikan sumber daya untuk siap bekerja.
“Jangan marah dulu kalau PT Angkasa Pura II tidak bisa memberikan kerja kepada warga Kota Tangerang, karena mereka juga memerlukan SDM yang sesuai. Kalau saya dapat data dari Pak Arief Wakil Wali Kota Tangerang saat ini, PAD dari Bandara hanya Rp40 miliar, berbanding lurus tidak dengan apa yang dialami warga sekitar, radiasinya, bisingnya. Sedangkan jumlah transaksi di Bandara itu sehari bisa ratusan miliar,” ujarnya.
Diakhir menjelang lima menit akan selesai, Ming menyerahkan kepada Suratno untuk bergantian. Suratno hanya bisa menyampaikan sejumlah kata yang intinya akan memperbaiki dunia pendidikan di Kota Tangerang. “Karena kunci keberhasilan hidup adalah ilmu, karenanya pendidikan harus dibenarni,” terangnya.
RW Maret
Sedangkan Ahmad Marju Kodri-Gatot Suprijanto visi misinya hanya diungkapkan oleh Ahmad Marju Kodri. Sebelum ke program kerjasanya, Ahmad Marju Kodri lebih dulu memperkenalkan dirinya yang merupakan putera asli daerah dan sudah lebih kenal Kota Tangerang. Bahkan dia juga menyatakan, sudah kondratnya dirinya bersama Gatot terus bersama.
“Karena waktu SMP, Pak Gatot itu wakil wali kelas saya, saya ini ketua kelasnya, Insya Alloh kami dikodratkan menjadi wali kota dan wakil wali kota,” ujarnya.
Adapun program lainnya, pasangan ini akan mendirikan Rukun Warga Maret atau minimarket milik RW, dengan biaya masing-masing Rp600 juta. Menurutnya, Rp300 juta untuk membangun bangunan-nya, sisanya Rp300 juta untuk modal usahanya.
“Saya tanya, ada tidak minimarket yang rugi. Enggak ada kan, kecuali dirampok. Saya adobe semua kaitan bisnis itu untuk masyarakat. Di sisi lain, apabila ini terjadi maka akan tertanggulangi pengangguran yang ada di Kota Tangerang. Tahun pertama akan bisa merekrut minimal 5 000 warga. Bisa dihitung jika itu terus dibangun,jumlah pengangguran akan berkurang. Ini bukan hal yang mustahil, karena saya telah melakukan pengembangan di PDAM,” ujar Direktur PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang itu.
BLK Arief
Pasangan terakhir, Arief-Sachrudin mengatakan, Kota Tangerang bukanlah milik aku dan kamu. Dirinya mengaku, seluruh warga Kota Tangerang punya kewajiban untuk membangun bersama-sama agar kota itu terus berkembang.
“Sedangkan isu pokok pembangunan, kota ini terus menunjukan peningkatan pembangunan. Misalnya, penanggulangan banjir. Pada 2007 ada 63 titik banjir, seiring berjalan pembangunan master plan, jadi 40 titik banjir pada 2011, dan saat ini terus mengecil menjadi 33 titik,” ujar Arief.
Soal program multiguna, pasangan ini mengatakan, telah terjadi peningkatan kesehatan masyarakat, tidak hanya melaksanakan program kesehatan saja. Sejak 2007, multiguna juga menyelesaikan persoalan pendidikan.
“Kota Tangerang juga sudah menjadi daya saing bagi kota lain. Tidak hanya jadi barometer di Banten, tapi juga di kota lain. Hanya saja kedepan harus ada pengembangan bidang lapangan kerja, yakni adanya Balai Latihan Kerja yang dibangun disetiap kelurahan. Hal itu tentu bisa mengurangi jumlah pengangguran. Karena akan memilik SDM yang kapabilitasnya diharapkan oleh si pemberi kerja,” ujar Arief. (DRA)