TANGERANG-Pasca mendapat penghargaan Asean Environmentally Sustainable City (ESC) Award dengan kategori udara bersih tingkat ASEAN, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang berupaya mempertahankan keberhasilan yang telah diraih tersebut. Salah satu upayanya dengan menerapkan konversi bahan bakar minyak (BBM) kendaraan bermotor ke bahan bakar gas (BBG).
“Kita sedang penjajakan ke Kementerian Enegi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk penerapan program tersebut. Kita harap bisa direalisasikan,” kata Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, Senin (3/11).
Menurut Arief dengan konversi gas ini diharapkan dapat mengurangi polusi udara akibat asap kendaraan bermotor yang menggunakan BBM. Pihaknya kan meminta Kementerian membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG).
“Nantinya kendaraan pribadi dan umum dikasih konverternya. Selain dapat mengurangi polusi, BBG ini lebih murah, sekitar Rp 4.000 per liter,” kata Arief.
Arief juga berharap konversi BBM bisa lebih efektif dalam pengurangi polusi. Pasalnya untuk pembangunan ruang terbuka hijau (RTH), sudah tidak ada lahan. Sementara anggaran pemerintah terbatas untuk melakukan pembebasan lahan.
“Saat ini RTH milik pemerintah ada 11,7 persen, milik swasta 10 persen. Sementara target yang ditetapkan UU, 30 persen. Pemkot butuh ada 1600 hektare lahan untuk memenuhi target RTH tersebut. Jika harga tanah per meter Rp1 juta, artinya kita butuh Rp 16 triliun untuk pembebasan, dana yang besar sekali,” ujar Arief.