Connect With Us

Pemkot Tangerang Serius Tangani TPA Rawa Kucing

| Rabu, 1 Mei 2013 | 18:08

Penemuan bayi di TPA Rawa Kucing. (tangerangnews / rangga)

 
TANGERANG-Pemerintah Kota Tangerang serius melakukan penataan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing. Hal itu dilakukan karena seiring bertambahnya penduduk di Kota Tangerang sehingga berdampak  pada meningkatnya volume sampah yang akan diangkut ke TPA Rawa Kucing.
 
“Penanganan sampah harus dilakukan secara serius dan berkesinambungan,” ujar Wakil Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah saat melakukan Peninjauan TPA Rawa Kucing, Jalan Iskandar Muda Kecamatan Neglasari, Rabu (01/05).
 
Dikatakannya bahwa penataan TPA harus dilakukan secara optimal sehingga dapat lebih rapih, hijau dan asri. Pemkot melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) juga tetap konsisten terhadap berbagai program yang telah dan akan dilakukan dalam penataan TPA.
 
“DKP terus berinovasi untuk mengolah sampah-sampah yang ada di TPA menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti kompos dan gas metan,” terangnya seraya melanjutkan bahwa pengelolaan  sampah menjadi kompos tanaman setiap harinya mencapai  48 meter  kubik dan menghasilkan  kompos sebanyak 24 meter kubik.
 
Wakil Wali Kota juga meminta agar prasarana di lokasi TPA Rawa Kucing terus ditambah sehingga mempermudah proses pengolaan sampah serta penataan TPA yang lebih sistimatik.
 
Sementara itu, Sekertaris DKP Irwan Sutrisna saat di lokasi mengatakan bahwa pengelolaan sampah yang lebih sistimatis dan terukur. Contohnya dengan diterapkannya jembatan timbang bagi setiap armada truk sampah yang  masuk ke TPA.
 
”Setiap truk armada mengangkut 3 ton sampah,” ujarnya sambil menambahkan bahwa dari 136 armada yang terdiri dari 126 turki dan 10 mobil kijang mampu mengangkut rata-rata 1000 ton sampah setiap harinya. Sampah-sampah tersebut langsung diolah menjadi kompos dan gas metan.
 
Menurutnya setiap hari dapat diolah sebanyak 48 meter kubik dan setelah melalui proses dan ditimbun di tempat penampungan kompos dapat menghasilkan 24 meter kubik siap pakai.
”Masyarakat bisa mendapatkan kompos ini dengan cuma-cuma, tinggal datang aja ke sini,” ujarnya saat mendampingi Wakil Wali Kota meninjau lokasi pengelolaan kompos di area depan TPA Rawa Kucing.
 
Sedangkan untuk gas metan, kedepan targetnya dapat dihasilkan 1000 watt sehingga dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk kebutuhan memasak dan penerangan. Tapi saat ini masih dalam proses peningkatakan kapasitas.Dan rata-rata gas metan yang dihasilkan saat ini sekitar 2.500 watt.”Kita terus usahakan untuk mencapai 1000 watt perharinya,” pungkasnya. (HMS)
           
 
 
OPINI
Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Jumat, 31 Oktober 2025 | 12:05

Sistem birokrasi Indonesia pasca-reformasi dibangun di atas optimisme tinggi terhadap meritokrasi. Konsep ini, yang secara ilmiah berarti sistem yang menempatkan seseorang berdasarkan kemampuan, keahlian, dan kinerja (merit), tertuang dalam UU ASN

KAB. TANGERANG
BMKG Jelaskan Penyebab Hujan Es Seukuran Kerikil di Tangerang dan Tangsel

BMKG Jelaskan Penyebab Hujan Es Seukuran Kerikil di Tangerang dan Tangsel

Sabtu, 1 November 2025 | 20:26

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah II menjelaskan fenomena hujan es yang mengguyur wilayah Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, dan sebagian Kota Tangerang Selatan pada Jumat, 31 Oktober 2025, lalu.

TOKOH
Kabar Duka, Ketua KONI Banten Edi Ariadi Meninggal Dunia di RS Siloam Karawaci

Kabar Duka, Ketua KONI Banten Edi Ariadi Meninggal Dunia di RS Siloam Karawaci

Senin, 8 September 2025 | 08:52

Kabar duka datang dari keluarga besar Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Banten. Ketua Umum KONI Banten, Edi Ariadi, yang juga mantan Wali Kota Cilegon periode 2016-2021, meninggal dunia pada Senin, 8 September 2025, pagi.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill