Connect With Us

Lelahnya Mencari Kerja dalam Jeratan Sistem Biang Bencana

Rangga Agung Zuliansyah | Jumat, 16 Agustus 2024 | 11:39

Fajrina Laeli S.M, Aktivis Muslimah. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

Oleh: Fajrina Laeli, S.M., Aktivis Muslimah

TANGERANGNEWS.com-Sulitnya mencari kerja sepertinya dirasakan oleh banyak pihak hari ini, termasuk kalangan Gen Z. Anggota Komisi IX DPR, Charles Meikyansah, mendorong pemerintah untuk memberi perhatian yang ekstra terkait masalah tersebut.

Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) per Februari 2024, terdapat 3,6 juta Gen Z usia 15-24 yang menganggur tahun ini. Maka artinya, Gen Z menyumbang 50,29 persen dari total pengangguran terbuka di Indonesia.

Angka ini jika ditambah dengan mereka yang tergolong bukan angkatan kerja tetapi tidak sedang sekolah atau pelatihan (Not in Employment, Education or Training/NEET), maka jumlah pengangguran mencapai 9,9 juta. (wartaekonomi.co.id, 10/8/2024)

Padahal usia Gen Z adalah usia paling produktif untuk bekerja. Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengatakan bahwa persoalan saat ini adalah anak muda yang tak terserap di dunia kerja, meski sudah memiliki gelar sarjana atau telah menyelesaikan kuliah. Penyebabnya ialah jurusan perkuliahan yang mereka ikuti tak ada kaitannya dengan kebutuhan perusahaan di Indonesia.

Biaya pendidikan yang tinggi juga menjadi salah satu hambatan bagi generasi muda melanjutkan pendidikan. Adanya beasiswa dan program bantuan pendidikan pun masih belum mencukupi untuk menjangkau bagi semua yang membutuhkan. Maka dari sinilah spesifikasi pelamar dan lowongan yang tersedia tidak sinkron, karena kebanyakan dari pekerjaan hari ini membutuhkan level pendidikan hingga S1. 

Kondisi ini tentu memberikan dampak negatif bagi individu juga negara, yaitu makin meluasnya angka pengangguran dan menjadikan pengangguran struktural bagi negara. Pengangguran struktural dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghambat pembangunan nasional.

Ironisnya, masalah yang sangat serius hingga mengancam ekonomi negeri ini seolah tidak pernah memiliki solusi tuntas dari para penguasa. Terbukti, hingga hari ini masalah pengangguran tidak pernah selesai dari tahun ke tahun, justru sebaliknya mencari kerja malah makin hari makin sulit.

Negara juga tidak pernah memberi solusi terkait lapangan pekerjaan seperti yang selama ini dijanjikan, janji-janji yang hanya diberikan sebagai bumbu manis dalam pemilu dan menjadi angin lalu tanpa ditepati. Parahnya, tenaga kerja asing justru merangsek masuk ke dalam negeri mengurangi peluang lapangan pekerjaan untuk rakyat.

Inilah bukti gagalnya sistem kapitalisme dalam menangani aspek ekonomi dari sisi pekerjaan. Berbanding terbalik dengan Islam saat memimpin dunia. Dapat dipastikan bahwa negara akan aktif dan turut andil dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat sehingga mencari pekerjaan akan dipermudah, tidak akan selelah hari ini dan tidak perlu merusak mental seperti sekarang.

Sebab dalam Islam, asas yang digunakan bukan lagi manfaat melainkan rida Allah Swt. Maka, hal ini akan menjadikan para penguasa secara serius menyelesaikan masalah pengangguran secara ikhlas tanpa bumbu materi.

Pendidikan yang dijamin oleh negara juga akan menjadikan individu siap untuk bersaing di dunia kerja dengan ilmu yang mumpuni. Pendidikan yang mudah dinikmati semua orang akan selaras dengan kemajuan teknologi yang pesat dapat dimanfaatkan oleh setiap individu.

Negara tidak akan lepas tangan dalam hal pendidikan umatnya. Sehingga setiap individu dalam naungan sistem Islam pasti dibekali oleh akal yang mumpuni dan siap bersaing dalam dunia kerja.

Adanya negara sebagai pengatur lapangan pekerjaan akan menyelesaikan masalah pengangguran hingga ke akar. Alhasil, tidak akan ada kesulitan dalam mendapat pekerjaan. Stabilitas ekonomi tentunya dapat dipertahankan dalam waktu yang panjang sehingga permasalahan pengangguran dapat dituntaskan. Sebab, uang bukan lagi satu-satunya kebahagiaan dan dijadikan sebagai tuhan. 

Sejatinya, memang hanya Islam satu-satunya sistem sahih yang layak dijadikan sebagai solusi bagi segala permasalahan rakyat termasuk ekonomi. Sistem kapitalisme buatan akal manusia yang lemah dan terbatas niscata tidak akan pernah mampu menuntaskan dahaga bagi hausnya rakyat akan kesejahteraan. Wallahualam bishawab.

 

BANDARA
Modus Baru, 18,5 Kg Sabu Berbentuk Talenan Diselundupkan di Bandara Soekarno-Hatta

Modus Baru, 18,5 Kg Sabu Berbentuk Talenan Diselundupkan di Bandara Soekarno-Hatta

Kamis, 21 Agustus 2025 | 17:25

Petugas Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkotika jenis sabu yang dicetak dalam bentuk talenan dapur atau alas untuk memotong sayuran, daging, bumbu dapur.

WISATA
Yuk Liburan, 5 Tempat Wisata Promo Diskon Spesial HUT ke-80 RI di Tangerang

Yuk Liburan, 5 Tempat Wisata Promo Diskon Spesial HUT ke-80 RI di Tangerang

Rabu, 13 Agustus 2025 | 14:35

Momen Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia semakin meriah dengan berbagai promo menarik dari sejumlah tempat wisata di Tangerang.

BISNIS
20 Rekomendasi Brand Aplikasi Manufaktur Terbaik, Ada Apa Saja?

20 Rekomendasi Brand Aplikasi Manufaktur Terbaik, Ada Apa Saja?

Selasa, 26 Agustus 2025 | 20:16

Temukan 20 brand aplikasi manufaktur terbaik yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan Anda. Solusi digital terbaik untuk industri manufaktur.

TEKNO
Font Personality Test: Temukan Identitas Brand Lewat Tipografi

Font Personality Test: Temukan Identitas Brand Lewat Tipografi

Senin, 25 Agustus 2025 | 18:10

Memilih sebuah font itu bukan hal yang sepele bagi sebuah merek. Font adalah rekayasa kepribadian. Jenis huruf yang tepat bisa membuat produk kamu terasa andal, unik, atau ambisius, bahkan sebelum satu kata pun terbaca.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill