Ada 8.720 Kasus, Pemkot Tangsel Optimis Bebas TBC pada 2030
Jumat, 20 Juni 2025 | 19:47
Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot) terus melakukan upaya memberantas penyakit menular tuberkulosis (TBC).
TANGERANGNEWS.com-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot) terus melakukan upaya memberantas penyakit menular tuberkulosis (TBC).
Dalam 5 tahun terakhir, cakupan pengobatan TBC di Tangsel diklaim melonjak tajam melebihi 100 persen.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel capaian pengobatan TBC mengalami tren positif sejak tahun 2021. Dimulai dari 63 persen, lalu meningkat menjadi 70 persen pada 2022.
Peningkatan signifikan terjadi pada 2023 dan 2024, dengan cakupan masing-masing mencapai 126 persen dan 124 persen.
“Tahun 2025 ini, capaian sementara per 13 Juni sudah 51 persen, dan kami yakin akan terus meningkat hingga akhir tahun seiring pelaporan yang berjalan,” ujar Kepala Dinkes Tangsel dr Allin Hendalin, Jumat 20 Juni 2025.
Dengan capaian dan semangat kolaboratif yang terus dijaga, dr. Allin optimis Kota Tangsel mampu menjadi kota bebas TBC sebelum tahun 2030, sesuai dengan target nasional dan global.
“Tren penanganan TBC di Kota Tangsel yang terus meningkat signifikan ini menjadi bagian dari langkah besar menuju target eliminasi TBC pada 2030, sesuai dengan visi nasional dan global,” jelasnya.
Total kasus TBC yang tercatat selama 2024 hingga pertengahan Juni 2025 mencapai 8.720 kasus. Jumlah ini terdiri dari 6.205 kasus pada 2024 dan 2.515 kasus dari Januari hingga 13 Juni 2025.
dr. Allin menegaskan, angka tersebut bukan untuk ditakuti, tapi justru menjadi alarm untuk bertindak lebih cepat dan terukur.
“Semakin banyak kasus ditemukan, itu artinya surveilans kita bekerja. Tugas kita adalah memastikan semua pasien mendapatkan pengobatan sampai tuntas,” jelasnya.
Capaian ini merupakan hasil kerja keras tim kesehatan dan programas skrining aktif yang dilakukan Dinkes Tangsel, seperti Ngider Sehat dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di komunitas maupun fasilitas layanan kesehatan.
Strategi lain yang diterapkan adalah investigasi kontak erat terhadap pasien TBC dan pemberian terapi pencegahan bagi mereka yang belum menunjukkan gejala.
Pemerintah juga terus menggencarkan edukasi agar pasien menjalani pengobatan hingga tuntas, mengingat pengobatan TBC minimal memerlukan waktu enam bulan tanpa putus.
Meski begitu, Kota Tangsel juga memiliki tantangan tersendiri dalam mengeliminasi kasus TBC.
Sebagai bagian dari kota metropolitan, banyak pasien TBC yang merupakan pendatang dan berpindah tempat tinggal sehingga sulit dilacak kembali.
Selain itu, masih ada padian yang menghentikan pengobatan karena merasa sembuh setelah minum obat dalam waktu singkat.
“Kami terus berupaya menekan kasus putus berobat dengan edukasi berkelanjutan dan pendekatan komunitas, karena keberhasilan pengobatan kasus TBC bukan hanya menyembuhkan individu, tapi mencegah penularan lebih luas,” tegas dr. Allin.
Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot) terus melakukan upaya memberantas penyakit menular tuberkulosis (TBC).
Polres Metro Tangerang Kota, Polda Metro Jaya terus menekan peredaran obat keras (daftar G) Tramadol dan Hexymer melalui Operasi Nila Jaya 2025.
Berbekal pengalaman panjang di industri hiburan sebagai manajer artis, Firmansyah kini menapaki dunia bisnis dengan membawa cita rasa kampung halamannya ke Kota Tangerang.
AIMT.Co. LTD. (Advanced Insulation Materials & Technology), sebuah perusahan asal Korea Selatan yang memproduksi rantai dingin distribusi (cold chain distribution), berupaya menjaga produk-produk kesehatan yang dikirim ke berbagai daerah