Connect With Us

Empat Sungai di Tangerang Tercemar

Maya Sahurina | Kamis, 21 Maret 2019 | 19:28

Kelapa Bidang (Kabid) Wasdal Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang Budi Khumaedi. (TangerangNews/2019 / Maya Sahurina)

 

TANGERANGNEWS.com-Kondisi empat sungai di Kabupaten Tangerang tercemar limbah industri dan domestik. Keempat sungai tersebut adalah Sungai Cisadane, Cirarab, Cimanceuri dan Cidurian.

Bahkan, dua diantara empat sungai tersebut adalah sumber bahan baku air bersih yang digunakan oleh PDAM  Tirta Kerta Raharja (TKR) dan PT Aetra Air Tangerang, yaitu Sungai Cisadane. Demikian pun Sungai Cidurian menjadi sumber bahan baku air bersih oleh badan usaha milik Pemkab Tangerang, PDAM TKR.

Kelapa Bidang (Kabid) Wasdal pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang Budi Khumaedi mengatakan, kategori tercemar empat sungai tersebut beragam, mulai dari kategori sedang sampai berat. 

Hal itu, kata dia, berdasarkan hasil pemantauan dan uji laboratorium pada tahun 2018.

"Kualitas Sungai Cisadane tidak masuk kategori cemar berat, masih cemar ringan. Untuk Cidurian, titik tertentu sudah cemar berat, yang mau ke muara," ungkapnya, Kamis (21/3/2019).

Sementara, lanjutnya, Sungai Cimanceuri juga masih dalam kategori tercemar ringan, beda halnya dengan sungai Cirarab yang sudah tercemar berat dibagian tengah dan muara.

"Sungai yang cemar berat ya Cirarab.Tapi kalau dari hulu Kabupaten di Legok, masih baik. Kalau sudah  ke muara, sudah termasuk kategori cemar berat," tambahnya.

Dibeberkannya, ada tujuh zat pencemar yang mendominasi pencemaran air tersebut, diantaranya besi terlarut (Fe), kesadahan sebagai CaCo³, khrom hexavalent, mangan terlarut, nitrat, nitrit dan organik terlarut.

Selain berasal dari industri, Budi juga menyebut sumber pencemar lain berasal dari domestik, yaitu berupa deterjen dan sampah.

"Sampah berdampak pada meningkatnya BOD ( Biochemical Oxygen Demand ) dan COD ( Chemical Oxygen Demand ). Makanya, kita melalui UPT rutin membersihkan sampah di sungai," bebernya.

Ia pun mengatakan, bahwa pengendalian pencemaran air menjadi tantangan berat. Karena mengendalikan pencemaran berbanding terbalik dengan pertumbuhan penduduk Kabupaten Tangerang yang terus bertambah, pun aktivitas produksi.

Untuk mengantisipasi krisis air bersih. Budi membeberkan program instansinya untuk lima tahun ke depan, diantaranya pembuatan biofori sebanyak 250 ribu, sumur resapan sebanyak 250, dan konservasi mangrove di wilayah pesisir utara Tangerang seluas 10 hektar.

"Program ini berjalan dari tahun 2019 sampai 2023," tukasnya.(RMI/HRU)

OPINI
Gurita Korupsi, Praktik Culas Pertambangan “Si Emas Putih”

Gurita Korupsi, Praktik Culas Pertambangan “Si Emas Putih”

Senin, 15 April 2024 | 12:24

Jagat dunia maya tengah dihebohkan oleh kasus korupsi super besar yang terjadi baru-baru ini, yakni korupsi yang melibatkan suami dari aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis, serta Helena Lim sosok yang terkenal sebagai crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK).

PROPERTI
AMMAIA Ecoforest Hadirkan Hunian Eksklusif Sejuk dan Ramah Lingkungan di Tangerang, Mulai dari Rp1,8 Miliar

AMMAIA Ecoforest Hadirkan Hunian Eksklusif Sejuk dan Ramah Lingkungan di Tangerang, Mulai dari Rp1,8 Miliar

Rabu, 24 April 2024 | 21:36

Astra Land Indonesia (ALI) melalui kerjasama dua developer properti terkemuka Astra Property dan Hongkong Land, menghadirkan kawasan perumahan eksklusif bernama AMMAIA Ecoforest, di kawasan Suvarna Sutera, Cikupa, Kabupaten Tangerang.

WISATA
Libur Lebaran 2024, 6 Rekomendasi Wisata Belanja di Kota Tangerang

Libur Lebaran 2024, 6 Rekomendasi Wisata Belanja di Kota Tangerang

Jumat, 12 April 2024 | 06:54

Selama libur Lebaran 2024, Kota Tangerang memiliki berbagai tempat yang masih dapat dikunjungi.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill