Connect With Us

Obat Herbal Tidak Bisa Sembuhkan Kanker Payudara

Rangga Agung Zuliansyah | Minggu, 1 Maret 2020 | 17:29

Seminar World Cancer Day di Supermal Lippo Karawaci, Sabtu (29/2/2020) (@TangerangNews / Rangga A Zuliansyah)

TANGERANGNEWS.com-Saat ini, Kanker payudara masih menjadi momok menakutkan bagi perempuan di seluruh dunia. Pasalnya, kanker payudara merupakan penyebab nomor satu kematian wanita di Indonesia. 

Dokter Ahli Onkologi Rumah Sakit Bethsaida dr. Abdul Rachman mengatakan, salah satu penyebabnya yakni kurangnya kesadaran wanita untuk segera memeriksakan diri ke dokter, saat sudah merasakan tanda-tanda aneh pada salah satu bagian penting wanita tersebut. 

"Budaya masyarakat kita masih merasa malu untuk memeriksakan diri ke dokter saat sudah merasa ada yang tidak nyaman dengan area payudara, karena daerah payudara dianggap daerah privat yang tabu untuk diperiksa," katanya saat memperingati Hari Kanker Sedunia di Supermall Karawaci, Sabtu (29/2).

Tak hanya itu, adanya hoaks yang beredar di masyarakat mengenai berbagai ramuan herbal yang bisa menyembuhkan kanker membuat masyarakat biasanya pergi ke dokter saat kanker sudah berusia stadium lanjut. 

"Saya tegaskan, sampai saat ini tidak ada penelitian valid yang menyebut obat-obatan herbal bisa menyembuhkan kanker, itu bohong, hoaks yang malah membuat pasien kanker pergi ke dokter ketika kanker sudah parah dan sulit diobati," ujarnya. 

Ia mengatakan, herbal seperti sayuran pare atau kulit manggis memang mengandung aktioksidan tinggi, namun hal itu hanya untuk mencegah tumbuhnya kanker payudara, bukan menyembuhkan. 

"Pare dan manggis itu punya kadar aktioksidan yang tinggi, itu memang bisa menangkal radikal bebas yang merupakan salah satu faktor penyebab kanker, tapi jika sudah terkena kanker maka jalan satu-satunya adalah operasi untuk saat ini," tuturnya. 

dr. Abdul mengungkapkan, saat ini persentase kanker payudara di Indonesia di stadium awal sebesar 20-25 persen, sementara untuk stadium tiga melonjak hingga 60 persen.

Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat Indonesia baru memeriksakan ke dokter setelah sudah parah dan sulit diobati. 

"Biasanya begitu didiagnosa kanker payudara langsung enggak ke dokter lagi, dengan alasan mau pake herbal enggak mau dioperasi. Ketika sudah parah dan ternyata herbalnya tidak bekerja baru kembali ke dokter, ini yang membuat kita sulit menyembuhkan, karena kalau pasien tidak sembuh itu beban tersendiri untuk dokter," ujarnya. 

Ia pun berharap, masyarakat khususnya wanita untuk sadar sedari dini untuk memperhatikan kesehatan payudara terutama untuk mengetahui sedini mungkin jika ada potensi kanker pada payudara. 

"Untuk itu lakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) pada 10 hari setelah menstruasi, apakah terdapat benjolan yang aneh dan tidak biasa, apakah bentuk payudara tidak seperti normal pada umumnya atau ukurannya tidak simetris, jika menemukan tanda-tanda segera periksakan ke dokter dan ikuti saran dokter," pungkasnya. (RAZ/RAC)

AYO! TANGERANG CERDAS
Banten Jadi Provinsi dengan Mahasiswa Aktif Terbanyak, Tembus 1,6 Juta

Banten Jadi Provinsi dengan Mahasiswa Aktif Terbanyak, Tembus 1,6 Juta

Minggu, 20 Juli 2025 | 11:19

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), Banten menjadi provinsi dengan jumlah mahasiswa aktif terbanyak di Indonesia, yakni sebanyak 1.687.634 mahasiswa per tahun 2024.

HIBURAN
Tak Lagi Saling Cocok, Sabrina Chairunnisa Gugat Cerai Deddy Corbuzier di PA Tigaraksa

Tak Lagi Saling Cocok, Sabrina Chairunnisa Gugat Cerai Deddy Corbuzier di PA Tigaraksa

Rabu, 29 Oktober 2025 | 20:06

Influencer Sabrina Chairunnisa resmi mengajukan gugatan cerai terhadap suaminya, Deddy Corbuzier ke Pengadilan Agama (PA) Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

KOTA TANGERANG
Tangerang Dihantam Badai, Pohon Tumbang dan Banjir Lumpuhkan Sejumlah Wilayah

Tangerang Dihantam Badai, Pohon Tumbang dan Banjir Lumpuhkan Sejumlah Wilayah

Jumat, 31 Oktober 2025 | 22:20

Hujan deras yang disertai angin kencang menerjang Kota Tangerang pada Jumat 31 Oktober 2025, sore. Badai yang berlangsung lebih dari satu jam ini mengakibatkan sejumlah pohon tumbang dan genangan air tinggi, memicu kemacetan lalu lintas

OPINI
Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Jumat, 31 Oktober 2025 | 12:05

Sistem birokrasi Indonesia pasca-reformasi dibangun di atas optimisme tinggi terhadap meritokrasi. Konsep ini, yang secara ilmiah berarti sistem yang menempatkan seseorang berdasarkan kemampuan, keahlian, dan kinerja (merit), tertuang dalam UU ASN

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill