Connect With Us

Tolak Kenaikan Tarif Sewa, Pedagang Pasar Tanah Tinggi Demo

Rangga Agung Zuliansyah | Kamis, 2 Januari 2014 | 18:35

Miing saat melakukan blusukan ke pasar Tradisional yang ada di Kota Tangerang. (TangerangNews / Rangga)

TANGERANG-Pedagang Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang menggeruduk kantor PT Selaras Griya Adigunata, pengelola pasar tersebut, Kamis (5/14) siang. Mereka memprotes kenaikan harga sewa lapak sebesar 15 persen karena dinilai memberatkan.
Pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Bersatu Pasar Induk Tanah Tinggi ini pun meminta pengelola membatalkan kenaikan harga sewa.

“Per 1 Januari 2014, harga sewa naik 15 persen. Besaran harganya bervatiasi tergantung ukuran lapak. Kalau ukuran 2x3 meter, harga per bulan Rp 1.725.000, naik menjadi Rp 1.983.000,” kata ujar Ketua Forum Pedagang Bersatu Iman Arifin.

 Menurutnya, alasan managemen pengelola pasar menaikan harga karena tarif belum pernah naik sejak tiga tahun yang lalu. Namun kenaikan tarif tersebut diputuskan secara sepihak oleh managemen tanpa melibatkan para pedagang.

 “Kenaikan 15 persen bagi kami sudah memberatkan. Kami meminta kenaikan cukup lima persen, tapi tidak digubris pengelola. Malah kami diancam, kalau tidak mau ikut aturan, silahkan keluar dari pasar,” kata Imam yang juga pedagang sayur.

 Selain itu, banyaknya pungli di pasar juga membuat pedagang Pasar Tanah Tinggi yang berjumlah sekitar 1500 semakin tertekan. Pengeluaran mereka tidak hanya untuk biaya sewa, tapi juga untuk pungutan liar, mulai dari memasukkan truk barang hingga bongkar muat.

 “Untuk biaya masuk truk Rp110 ribu, biaya bongkar muat Rp300 ribu, belum biaya parkir dan lainnya. Padahal sudah ada kesepakatan biaya masuk Rp110 ribu yang ditarik oleh pengelola pasar saat truk masuk ke dalam pasar, termasuk biaya bongkar muat,” katanya.

 Pedgang lainnya, Siswanto menambahkan, jika pengelola ingin menaikkan tarif sewa, harus terlebih dahulu menghilangkan pungli. Selain itu dia minta pengelola untuk mengatasi kemacetan saat truk bongkar muat dan sampah yang menumpuk di pasar. “Kalau hal itu bisa diatasi, kami bersedia bayar,” ujanya.

Menurut Siswanto, sampai saat ini, pihak managemen belum memberikan keputusan terkait tuntutan para pedagang. Jika pengelola tetap menaikkan tarif, para pedagang akan mengadukan hal tersebut ke DPRD Kota Tangerang.

 Sementara pihak pasar tanah tinggi tidak ada satupun yang mau berkomentar perihal tuntutan para pedagang.   Direktur Utama PD Pasar Kota Tangerang Syaiful Wijaya saat dikonfirmasi mengatakan, pengelolaan pasar induk Tanah Tinggi dilakukan oleh pihak swasta, sehingga pihaknya tidak bisa serta merta mengintervensi. “Kami tidak punya kewenangan untuk mengawasi pasar milik swasta,” ujarnya. 
 
BANTEN
PLN Banten Rawat Jaringan Tanpa Padamkan Listrik Lewat Program PDKB

PLN Banten Rawat Jaringan Tanpa Padamkan Listrik Lewat Program PDKB

Minggu, 25 Mei 2025 | 12:08

PLN UID Banten melalui program Sinergi Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) ke-2 Tahun 2025, berhasil melakukan pemeliharaan jaringan listrik tanpa perlu melakukan pemadaman.

BISNIS
Meski Sudah Diambil Alih, Shell Indonesia Pastikan SPBU Tetap Beroperasi Normal

Meski Sudah Diambil Alih, Shell Indonesia Pastikan SPBU Tetap Beroperasi Normal

Jumat, 23 Mei 2025 | 11:13

PT Shell Indonesia resmi mengumumkan pengalihan kepemilikan bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia.

KOTA TANGERANG
Bantu Pejuang Garis Dua, RSU Bhakti Asih Tangerang Buka Klinik Fertilitas dan Hypnobirthing

Bantu Pejuang Garis Dua, RSU Bhakti Asih Tangerang Buka Klinik Fertilitas dan Hypnobirthing

Jumat, 23 Mei 2025 | 20:17

Rumah Sakit Umum (RSU) Bhakti Asih, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, telah membuka layanan kesehatan baru, yakni Fertility Clinic dan Hypnobirthing.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill