Connect With Us

Gaji Dipotong, Ratusan Buruh Pabrik Furnitur Demo

| Jumat, 13 Mei 2011 | 17:00

Ratusan buruh PT Karya Mega Kencana (KMK), yang memproduksi furnitur kantor, di Jalan M Toha Km 4,5, Periuk, Kota Tangerang, Jumat (13/5), menggelar aksi demo dengan mogok kerja karena gaji mereka dipotong oleh perusahaan. Pemotongan itu dilakukan karena (tangerangnews / dira)


TANGERANG-
Ratusan buruh PT Karya Mega Kencana (KMK) di Jalan M Toha Km 4,5, Periuk, Kota Tangerang, Jumat (13/5), menggelar aksi demo dengan mogok kerja. Mereka berdemo karena sudah dua bulan terakhir gaji mereka dipotong oleh pihak perusahaan secara sepihak.

"Kami mogok sudah dua hari, karena uang libur kami dipotong yang tadinya 75 persen dari gaji pokok tapi sekarang jadi 50 persen. Selain itu uang penggantian obat dan gaji juga tersendat, banyak yang belum dibayar," ucap Romli, Ketua Serikat Pekerja PT KMK.

Menurut Romli, sudah dua bulan terakhir ini pihak perusahaan melakukan pemotongan tersebut, dengan alasan kesulitan keuangan. "Tapi kegiatan ekspor masih berjalan tuh. Selain itu, penjualan di dalam negeri juga masih berjalan," katanya.

PT KMK adalah perusahaan lokal yang memproduksi furnitur kantor dengan bahan dari partikel board, plywood, stainless, dan alumunium. produk perusahaan tersebut umumnya diekspor ke Timur Tengah, dan Asia, dengan komposisi mencapai 70 persen. Sedangkan penjualan di dalam negeri hanya berkisar 30 persen. Jumlah buruh sekitar 450 orang.

"Sebenarnya kami ini memahami kondisi perusahaan. Tapi pihak manajemen tak pernah terbuka bagaimana kondisi riil keuangan perusahaan. Coba kalau dibeberkan dengan transparan, mungkin karyawan bisa mengerti," tandas Romli.

Karena tidak ada kepastian, kata Romli yang diamini ratusan rekan-rekannya, pihaknya akan terus melakukan mogok kerja. "Jika kami terus bekerja, kami khawatir malah tidak dibayar. Kerugian kami makin besar," ujarnya.

Sementara itu, Billy Yusuf, Direktur Operasional PT KMK, mengakui bahwa pihaknya saat ini sedang pailit. "Kami sudah menjelaskan mengenai kondisi perusahaan bahwa akibat krisis Timur Tengah, ekspor jadi terganggu. Selain itu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mencapai Rp 8.500/dolar AS, membuat keuangan perusahaan amburadul," ucapnya kepada wartawan.

Menurut Billy, sebelum ada krisis Timur Tengah akhir-akhir ini, pihaknya bisa mengekspor sebanyak 40 kontainer per bulan. Tapi saat ini paling empat kontainer per bulan. "Terus terang semua pendapatan itu habis untuk bayar gaji dan biaya operasional saja. Untuk biaya operasional tidak kurang dari Rp 1 miliar/bulan, dan gaji mingguan karyawan sudah Rp 130 juta," ucapnya.

Menurut Billy, produk KMK sulit dipasarkan di dalam negeri karena harga jualnya yang tidak sesuai dengan daya beli pasar. "Kami sudah coba, harganya terlalu mahal. Konsumen tidak mau. Sebab harga bahan baku seperti partikel board yang tadinya Rp 90.000/lembar sekarang Rp 230.000/lembar. Berapa harus kami jual produk jadinya?" ucapnya setengah bertanya. (DRA)

PROPERTI
AMMAIA Ecoforest Hadirkan Hunian Eksklusif Sejuk dan Ramah Lingkungan di Tangerang, Mulai dari Rp1,8 Miliar

AMMAIA Ecoforest Hadirkan Hunian Eksklusif Sejuk dan Ramah Lingkungan di Tangerang, Mulai dari Rp1,8 Miliar

Rabu, 24 April 2024 | 21:36

Astra Land Indonesia (ALI) melalui kerjasama dua developer properti terkemuka Astra Property dan Hongkong Land, menghadirkan kawasan perumahan eksklusif bernama AMMAIA Ecoforest, di kawasan Suvarna Sutera, Cikupa, Kabupaten Tangerang.

TOKOH
Mengenal Baden Powell dan Sejarah Dicetuskannya Pramuka

Mengenal Baden Powell dan Sejarah Dicetuskannya Pramuka

Kamis, 22 Februari 2024 | 15:37

Praja Muda Karana atau Pramuka merupakan gerakan kepanduan paling populer yang dicetuskan oleh Baden Powell.

KAB. TANGERANG
Usai Lebaran, 1.274 Pendatang Masuk ke Kabupaten Tangerang

Usai Lebaran, 1.274 Pendatang Masuk ke Kabupaten Tangerang

Jumat, 26 April 2024 | 22:48

Usai Lebaran 2024. sebanyak 1.274 jiwa penduduk baru tercatat datang ke wilayah Kabupaten Tangerang.

TEKNO
Kerap Rugikan Konsumen, Pelaku Usaha RT/RW Net Diimbau Ikuti Aturan Kemenkominfo

Kerap Rugikan Konsumen, Pelaku Usaha RT/RW Net Diimbau Ikuti Aturan Kemenkominfo

Kamis, 25 April 2024 | 14:20

Baru-baru ini kembali mencuat maraknya praktik ilegal RT/RW Net. Sebab, praktik ilegal ini tak hanya merugikan penyelenggara jasa telekomunikasi, juga berdampak negatif bagi konsumen di Indonesia.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill