Connect With Us

Pengidap Aritmia Ternyata Bisa Sembuh dengan Tindakan Kateter Ablasi

Rangga Agung Zuliansyah | Jumat, 30 September 2022 | 21:56

Tindakan kateter ablasi terhadap pengidap aritmia di RS Eka Hospital BSD, Kota Tangsel. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

TANGERANGNEWS.com-Penanganan penyakit gangguan irama pada jantung atau dalam istilah medis disebut aritmia, umumnya tidak membutuhkan pengobatan. Terlebih jika gejalanya ringan, frekuensi kejadiannya amat jarang dan tidak memiliki faktor risiko apa pun.

Gangguan irama jantung yang terjadi bisa saja lebih lambat (bradiaritmia), lebih cepat (takiaritmia), atau tidak beraturan (irregular). Namun minimnya pengetahuan tentang aritmia serta ketakutan pasca vonis adanya gangguan irama jantung, justru membuat stress meningkat dan memperburuk keadaan.

Padahal dengan penanganan yang tepat yakni dengan terapi kateter, ablasi penderita gangguan irama pada jantung dapat disembuhkan.

Ada beberapa keluhan yang dituturkan dan dialami oleh penderita aritmia, seperti jantung yang berdebar lebih cepat (palpitasi) di saat tidak melakukan aktivitas berat, bahkan di saat istirahat atau tidur. Hal itu berdampak pada rasa tidak nyaman serta rasa sesak ketika frekuensi detak jantung sangat lama.

Konsultan Kardiologi Intervensi dan Aritmia Rumah Sakit Eka Hospital BSD dr. Ignatius Yansen, biasanya penderita aritmia yang pengetahuannya awam kemudian berinisiatif untuk mengambil tindakan dengan memeriksa menggunakan alat oximeter.

Hasilnya detak jantungnya yang semula 70 langsung turun drastis di 40 atau sangat cepat, bahkan sampai lebih dari 200, walaupun setelahnya stabil kembali. 

Jika dilihat dari kasus bergejala, terdapat pula penderita aritmia yang tidak mengalami gejala apapun, beberapa penderita aritmia mengaku bahwa mengetahui adanya kelainan saat melakukan kegiatan Medical Check Up (MCU).

"Walau tak bergejala, apabila tidak diberikan penanganan akan menimbulkan efek jangka panjang untuk jantung dan adanya kemungkinan dapat menimbulkan pingsan berulang bahkan risiko kematian mendadak," katanya, Jumat 30 September 2022.

Menurutnya, dengan penanganan khusus yang dilakukan bagi penderita aritmia dengan gejala berkali-kali dan berisiko menimbulkan komplikasi, penderita dapat berhasil sembuh total dan menjalani kehidupan normal.

Penderita dengan penyakit aritmia gejala berat disarankan untuk mendapatkan pertolongan terapi kateter ablasi. Prosedur ablasi bahkan dapat menyembuhkan beberapa jenis aritmia hingga sepenuhnya.

Dengan terapi kateter ablasi ini keuntungannya bisa menyembuhkan secara sempurna dan kalau berhasil tindakannya tidak perlu minum obat lagi.

"Penderita aritmia mengungkapkan satu hari pasca tindakan terapi ablasi, detak jantung telah kembali normal dan tidak ada gangguan lagi,” ungkapnya.

Yansen menegaskan lebih dari 80% penderita aritmia bisa disembuhkan secara sempurna dengan terapi kateter ablasi. Tindakan  itu seperti mencari kelainan di listrik jantungnya, kemudian diperbaiki konsletnya supaya gangguan iramanya itu tidak muncul lagi.

"Adanya kelainan aritmia itu seperti adanya punya dua kabel, normalnya hanya punya satu kabel. Akibatnya ketika terjadi korslet re-entry dia bisa berputar makanya bisa berdebar-debar, denyutnya bisa sampai 180 hingga 200 kali per menit.  Nah, solusinya kabel tambahannya itu kita cari, kemudian kita lakukan ablasi atau kita putus supaya tidak muncul lagi,” terangnya.

Aritmia tidak menyebabkan kematian jantung langsung atau kematian mendadak, namun dalam jangka panjang sangat berbahaya. Pasalnya jenis aritmia seperti Supraventricular Tachycardia (SVT) atau gangguan irama jantung menjadi lebih cepat, dapat menyebabkan pingsan secara tiba-tiba. 

Kejadian ini bisa muncul dalam waktu yang sangat tidak menentu, sehingga bisa mengganggu aktifitas dan menyebabkan kekhawatiran yang berlebih saat hendak melakukan perjalanan atau aktifitas olah raga. Tidak jarang pasien merasa sangat cemas dan menjadi sangat khawatir dengan kondisi penyakitnya. 

Penyakit aritmia juga dapat menyerang manusia tanpa mengenal usia. Sebagian besar penderita aritmia merupakan kelainan bawaan, namun bukan penyakit keturunan. Meski demikian, aritmia juga dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa kondisi pemicu khusus, seperti akibat dari aktivitas fisik seperti olahraga atau stres emosional.

Dalam kejadian ini gejala aritmia ini dapat disembuhkan secara otomatis dengan mengistirahatkan tubuh atau melakukan manuver tertentu sampai detak jantung kembali normal.

WISATA
Pedagang Pasar Lama Tangerang Ditarik Biaya Rp15 Ribu Per Hari, PT TNG Jelaskan Alasannya

Pedagang Pasar Lama Tangerang Ditarik Biaya Rp15 Ribu Per Hari, PT TNG Jelaskan Alasannya

Selasa, 15 Oktober 2024 | 10:09

PT Tangerang Nusantara Global (TNG) melakukan penyesuaian biaya kontribusi harian yang dikenakan kepada para pedagang di Pasar Lama Tangerang.

BANDARA
Polres Bandara Soetta Gagalkan Keberangkatan Wanita ke Malaysia Hendak Dijadikan PSK

Polres Bandara Soetta Gagalkan Keberangkatan Wanita ke Malaysia Hendak Dijadikan PSK

Senin, 7 Oktober 2024 | 14:03

Polresta Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) berhasil mengungkap kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO), dengan wanita berinsial SM.

OPINI
Miris! Ayah Jual Bayi Demi Judi Online

Miris! Ayah Jual Bayi Demi Judi Online

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:15

Kesulitan ekonomi yang menjerat masyarakat hari ini menjadikan masyarakat gelap mata. Agama tidak lagi dijadikan rujukan dalam memutuskan perbuatan, melainkan kepentingan duniawi semata.

TEKNO
Pendapatan Industri Game di Indonesia Capai USD 1,6 Miliar pada 2023

Pendapatan Industri Game di Indonesia Capai USD 1,6 Miliar pada 2023

Senin, 14 Oktober 2024 | 14:52

Indonesia menjadi salah satu pasar game terbesar di Asia Tenggara. Dengan lebih dari 150 juta gamer, tahun 2023, industri game Indonesia menghasilkan pendapatan lebih dari 1,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill