Koperasi Merah Putih, Antara Janji Pemberdayaan dan Realitas Politik
Minggu, 15 Juni 2025 | 16:13
Program Koperasi Merah Putih yang digulirkan pemerintah Indonesia adalah sebuah inisiatif yang sarat makna.
TANGERANG-Pengelola Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta melakukan peningkatan pengamanan, pengawasan dan pemeriksaan terhadap penumpang, barang bawaan dan kendaraan yang melintas di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Peningkatan pengamanan ini dilakukan setelah terjadinya ledakan dan baku tembak di depan Gedung Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta.
” Status bandara sejak teror Paris memang sudah siaga (kuning), dengan adanya ledakan di Sarinah ini, pengamanan lebih ditingkatkan lagi,” ujar Manager Humas PT Angkasa Pura II Yado Yarismano, Kamis (14/1/2016).
Yado mengatakan, status kuning untuk level keamanan bandara Soekarno-Hatta sudah dilakukan sejak akhir Desember 2015 lalu, pasca-teror bom di Kota Paris.
Dengan kondisi tersebut, lanjut dia, pengamanan, pengawasan dan pemeriksaan di Soekarno-Hatta hingga saat ini terus diperketat dengan melibatkan ratusan personel petugas gabungan.
Lebih lanjut Yado mengatakan, pengamanan bandara dilakukan dengan cara mengerahkan petugas patroli di area bandara, melakukan pemeriksaan ketat terhadap penumpang dan barang bawaan serta melakukan pemeriksaan kendaraan dan menertibkan kendaraan yang parkir sembarangan.
” Kami juga mengandalkan 1.200 kamera CCTV di dalam bandara, dan 3.000 CCTV di jalan-jalan bandara,”katanya.
Program Koperasi Merah Putih yang digulirkan pemerintah Indonesia adalah sebuah inisiatif yang sarat makna.
Berbekal pengalaman panjang di industri hiburan sebagai manajer artis, Firmansyah kini menapaki dunia bisnis dengan membawa cita rasa kampung halamannya ke Kota Tangerang.
PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Banten melalui Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Banten Selatan berkolaborasi dengan PT Banten West Java Tourism Development (BWJ), yang mengelola kawasan wisata eksklusif Tanjung Lesung
Mahasiswa Universitas Buddhi Dharma Tangerang yang bunuh diri di kampus, pada Senin 16 Juni 2025, diketahui memiliki gangguan mental.