Connect With Us

Jadi Pintu Masuk, BNN Banten Sosialisasi Narkoba di Bandara Soetta

Rangga Agung Zuliansyah | Jumat, 8 April 2016 | 16:37

Kepala BNN Provinsi Banten Kombespol Heru Febrianto, Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNNP Banten Irjen Bahtiar HT, dan General Manager Terminal II Bandara Soetta Chaerul. (Rangga A Zuliansyah / TangerangNews)

TANGERANG-Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Banten melakukan sosialisasai Stop Narkoba di Terminal II F Bandara Soekarno-Hatta, yang menjadi salah satu potensi masuknya barang terlarang tersebut ke Indonesia, Jumat (8/4/2016).

 

Sosialisasi dilakukan dengan menempel stiker Stop Narkoba di tiap pintu masuk keberangkatan Terminal II. Selain itu para petugas BNNP juga memberikan arahan kepada para penumpang maupun petugas bandara soal bahaya narkoba.

 

Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNNP Banten, Irjen Bahtiar HT mengatakan, di tahun 2015 lalu itu ada 70 kasus yang kedapatan membawa narkoba dari luar negeri maupun dalam negeri. Sedangkan saat ini ada 41 jenis baru yang masuk ke Indonesia, dimana 18 diantaranya sudah dikategorikan dalam gologan satu.

 

“Untuk sisa jenis narkoba baru lainnya masih dalam proses. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa diketahui. Saat ini masih di proses oleh Kementrian Kesehatan untuk ditangani,” katanya.

 

Dalam sosialisasi ini pihaknya bekerjasama dengan PT Angkasa pura (AP) II untuk mengingatkan kepada seluruh penumpang pesawat, kru pesawat yang ada di bandara untuk menjauhi narkoba. “Kami juga semua pihak di Bandara agar berperan aktif dalam memerangi peredaran narkoba,” ujarnya.

 

Dia menambahkan, saat ini sudah ada 4 juta jiwa penduduk di Indonesia yang menyalah gunakan narkoba. Hal ini sudah dianggap sangat mengkhawatirkan lantaran penyalah gunaan narkoba bukan hanya masyarakat dewasa tetapi usia di bawah umurpun kini sudah terkena narkoba.

 

"Dari 4 juta penduduk tersebut berusia sekitar 10 -59 tahun. Sehingga dengan sosialisasi ini masyarakat dapat bergerak secara mandiri untuk melakukan upaya-upaya pencegahan," himbaunya.

 

Sementara itu General Manager Terminal II Bandara Soetta Chaerul mengaku sangat mendukung langkah yang dilakukan oleh BNNP Banten dengan melakukan sosialisasi di pintu gerbang indonesia, lantaran banyaknya upaya pengedar yang melakukan penyelundupan melalui Bandara Soekarno-Hatta.

 

"Jadi kita akan melakukan sosialisasi kepada pengguna jasa Bandara baik itu calon penumpang, penumpang bahkan sampai kepada petugas-petugas yang bekerja di bandara. Ini hal yang positif dalam memerangi narkoba demi generasi anak bangsa di kemudian hari," katanya.

 

Mengenai pengamanan terhadap penumpang dan barang bawaannya di bandara, Chaerul mengaku sudah sangat maksimal melakukan pengawasan, mengingat Petugas Aviation Security maupun X-ray sangat teliti dalam pemeriksaan terhadap penumpang maupun barang.

 

"Hingga kini terkait dengan barang bawaan penumpang yang tidak dengan penumpang yaitu dengan melalui terminal cargo dari segi pengamanan kami selalu dengan teliti dan tegas dalam menindak apapun kegiatan yang berkaitan dengan narkoba," tambahnya.

 

 

NASIONAL
Biaya Haji 2026 Disepakati Turun Jadi Rp54 Juta per Jamaah

Biaya Haji 2026 Disepakati Turun Jadi Rp54 Juta per Jamaah

Kamis, 30 Oktober 2025 | 17:58

Pemerintah bersama Komisi VIII DPR RI akhirnya menyetujui besaran Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) tahun 1447 Hijriah/2026 Masehi sebesar Rp54.193.807 per jamaah.

BISNIS
Masih Ingat Teguk? Minuman Boba Sempat Viral Kini Alami Rugi Rp20 Miliar dan Tutup 126 Gerai 

Masih Ingat Teguk? Minuman Boba Sempat Viral Kini Alami Rugi Rp20 Miliar dan Tutup 126 Gerai 

Selasa, 28 Oktober 2025 | 13:03

Perusahaan pemilik merek minuman Teguk, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK), berencana memperluas lini usahanya ke bidang frozen meat dan food processing. Hal ini lantaran bisnis utamanya mengalami tekanan sepanjang 2024.

OPINI
Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Jumat, 31 Oktober 2025 | 12:05

Sistem birokrasi Indonesia pasca-reformasi dibangun di atas optimisme tinggi terhadap meritokrasi. Konsep ini, yang secara ilmiah berarti sistem yang menempatkan seseorang berdasarkan kemampuan, keahlian, dan kinerja (merit), tertuang dalam UU ASN

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill