Connect With Us

Hakim Juga Tolak Eksepsi Bos Pabrik Kuali, Yuki Siapkan Strategi

Rangga Agung Zuliansyah | Selasa, 10 Desember 2013 | 18:17

Rumah Pengusaha Pabrik Kuali . (tangerangnews / rangga)


TANGERANG-Majelis Hakim menolak eksepsi bos pabrik kuali, Yuki Irawan, 41, yang menjadi terdakwa kasus dugaan perbudakan karyawannya, dalam sidang putusan sela di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Selasa (10/12).

Sebelumnya, kuasa hukum terdakwa, dalam eksepsinya menyatakan,  bahwa dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) tidak jelas dan tidak cermat. Diantaranya Pasal 333 KUHP tentang perampasan hak kemerdekaan, pasal 351 KUHP tentang penganiayaan, pasal 372 KUHP tentang penggelapan dan pasal 24 UU 5/1984 tentang perindustrian.

Menurut kuasa hukum, jaksa membuat dakwaan berdasarkan keterangan dua pengawas karyawan Yuki yakni Topik dan Usman, yang saat ini buron. Mereka menuding bahwa Yuki memerintahkan mereka untuk mencari pekerja dengan menjanjikan imbalan Rp 500 ribu - Rp 1,5 juta. Namun, kedua orang itu tidak dapat dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan sehingga keterangannya tidak bisa dibuktikan.

Ketua Majelis Hakim Asiadi Sembiring menyatakan, dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) sudah cermat dan tidak kabur. Selain itu, eksepi terdakwa bukan terkait materi dakwaan, melainkan sudah memasuki materi pokok perkara sehingga harus dibuktikan dalam persidangan.

"Majelis hakim memutuskan, menolak eksepsi terdakwa dan melanjutkan persidangan serta memerintahkan JPU untuk mengadirkan saksi-saksi untuk persidangan selanjutnya," kata Ketua Majelis Hakim Asiadi Sembiring.

Mendengar keputusan hakim, Yuki Irawan yang menggunakan rompi terdakwa hanya tertunduk diam. Usai pembacaan putusan sela, Yuki langsung dibawa kembali ke ruang tahanan PN Tangerang.

Kuasa Hukum Yuki, Slamet Yuwono mengaku, pihaknya  mematuhi keputusan hakim jika menolak eksepsinya dan melanjutkan persidangan. Dalam persidangan yang memasuki pokok perkara nanti, pihaknya telah memiliki strategi untuk mengahadapinya.

"Kalau hakim sudah memutuskan, ya kita hormati. Ini kan baru putusan sela, nanti ada pemeriksaan saksi dari jaksa. Proses lanjutan kita akan membuka tabir apa benar ada penyekapan atau perdagangan manusia yang dilakukan Yuki Irawan. Biar masyarakat tahu itu benar atau tidak," ujarnya.

JPU Agus Hartono mengatakan, pihaknya memiliki sekitar 70 saksi yang akan dihadirkan dalam persidangan. Untuk persidangan lanjutkan, akan diharikan tiga saksi yakni karyawan dan mantan karyawan Yuki. "Hakim minta saksi tiga orang dulu. Ya nanti kita hadirkan," tukasnya.
Hakim memutuskan sidang dilanjutkan Rabu, 18 Desember 2013, dengan agenda pemeriksaan saksi.
OPINI
Jangan Lupakan Derita Gaza

Jangan Lupakan Derita Gaza

Jumat, 19 September 2025 | 18:49

‎Gaza terus diserang tanpa belas kasihan. Serangan demi serangan menjadi bukti nyata bahwa kejahatan Zionis Yahudi kian meningkat dari hari ke hari, pekan ke pekan hingga tahun ke tahun.

NASIONAL
Bantuan Beras Dikucurkan Lagi untuk 18,22 Juta Keluarga Selama Oktober-November

Bantuan Beras Dikucurkan Lagi untuk 18,22 Juta Keluarga Selama Oktober-November

Kamis, 18 September 2025 | 20:25

Sebanyak 18,22 juta keluarga penerima manfaat akan mendapatkan jatah masing-masing 10 kilogram bantuan pangan berupa beras kembali berjalan pada Oktober hingga November 2025.

HIBURAN
Mal Ciputra Tangerang Hadirkan Atraksi Motor Maut Pacu Adrenalin Pengunjung

Mal Ciputra Tangerang Hadirkan Atraksi Motor Maut Pacu Adrenalin Pengunjung

Selasa, 16 September 2025 | 18:19

Mal Ciputra Tangerang membuat gebrakan baru dengan menghadirkan atraksi motor ekstrem "Globe of Death" yang siap memacu adrenalin para pengunjung.

TANGSEL
Luka Bakar 100%, Korban Ledakan Gas di Pamulang Meninggal Dunia Usai 8 Hari Dirawat

Luka Bakar 100%, Korban Ledakan Gas di Pamulang Meninggal Dunia Usai 8 Hari Dirawat

Sabtu, 20 September 2025 | 22:57

Agus, korban ledakan gas elpiji 12 kg di Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), meninggal dunia.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill