Connect With Us

BMKG Jelaskan Penyebab Hujan Es Seukuran Kerikil di Tangerang dan Tangsel

Fahrul Dwi Putra | Sabtu, 1 November 2025 | 20:26

Hujan es sebesar batu kerikil mengguyur kawasan Summarecon Mal Serpong, dan sekitarnya, Jumat, 31 Oktober 2025, sore. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

TANGERANGNEWS.com- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah II menjelaskan fenomena hujan es yang mengguyur wilayah Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, dan sebagian Kota Tangerang Selatan pada Jumat, 31 Oktober 2025, lalu. 

Kepala BMKG Wilayah II Hartanto menyampaikan, hujan es merupakan fenomena alam yang lazim terjadi pada masa peralihan dan musim penghujan.

“Hujan es sendiri merupakan bencana hidrometeorologi yang diakibatkan dari awan cumulonimbus,” ujar Hartanto, dikutip dari Liputan6, Sabtu, 1 November 2025.

Dijelaskan Hartanto, awan cumulonimbus sendiri merupakan awan berwarna gelap dan menjulang tinggi di langit akibat adanya pengangkatan massa udara ke atas. 

Di dalam awan tersebut, terdapat arus udara naik dan turun yang kuat, sehingga tetesan air di dalamnya membeku menjadi butiran es sebelum jatuh bersamaan dengan air hujan.

Menurut Hartanto, fenomena hujan es yang terjadi pada Jumat sore itu dipicu oleh kondisi atmosfer yang dipengaruhi oleh nilai Dipole Mode Indeks negatif.

“Hujan es yang terjadi pada tanggal 31 Oktober 2025 siang-sore hari ini dipicu oleh nilai Dipole Mode Indeks negatif yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan curah hujan khususnya di wilayah Banten,” paparnya.

Ia menambahkan, suhu muka laut di sekitar wilayah Banten yang sedang hangat turut meningkatkan penguapan dan kelembapan udara. 

Ditambah lagi, adanya aktivitas atmosfer seperti Low Frequency serta kondisi udara yang labil semakin memperbesar potensi terbentuknya awan hujan berintensitas tinggi.

Lebih lanjut, Hartanto mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di tengah musim hujan ini.

Pasalnya, peningkatan curah hujan dapat memicu genangan air, banjir, tanah longsor, hujan lebat disertai kilat, angin kencang, hingga hujan es.

Sebelumnya, hujan deras disertai butiran es melanda sejumlah wilayah di Tangerang dan Tangsel sekitar pukul 16.45 WIB. 

Peristiwa yang tergolong jarang ini membuat warga panik dan berhamburan mencari tempat berlindung. Fenomena tersebut dilaporkan terjadi di kawasan Gading Serpong, BSD, dan Jelupang, Serpong.

Sejumlah warga mengaku terkejut saat hujan yang awalnya biasa tiba-tiba berubah menjadi hujan es.

“Awalnya cuma hujan biasa, tapi tiba-tiba kedengaran suara gemerisik keras. Pas saya lihat keluar, ternyata ada es kecil-kecil kayak kerikil, banyak banget,” ujar Agung, 35, pengunjung Summarecon Mall Serpong, Gading Serpong.

AYO! TANGERANG CERDAS
Kapan Libur Semester Ganjil 2025 di Banten? Ini Jadwalnya

Kapan Libur Semester Ganjil 2025 di Banten? Ini Jadwalnya

Rabu, 10 Desember 2025 | 20:27

Menjelang penutupan tahun ajaran semester ganjil 2025/2026, kalender pendidikan di berbagai daerah sudah mulai memuat jadwal libur sekolah untuk akhir Desember.

KAB. TANGERANG
25 Orang Tewas Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Tangerang

25 Orang Tewas Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Tangerang

Rabu, 17 Desember 2025 | 15:35

Polresta Tangerang mencatat sebanyak 406 insiden kecelakaan lalu lintas terjadi di wilayahnya sepanjang tahun 2025. Sedangkan jumlah korban tewas sebanyak 25 orang dari akibat kecelakaan tersebut.

PROPERTI
Paramount Gading Serpong Punya Logo Baru, Makna Bentuk dan Warnanya Penuh Filosofi 

Paramount Gading Serpong Punya Logo Baru, Makna Bentuk dan Warnanya Penuh Filosofi 

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:03

Paramount Gading Serpong resmi memperkenalkan identitas visual terbaru yang menegaskan arah pengembangan kawasan sebagai kota modern yang tumbuh berkelanjutan.

OPINI
Bahasa Anak Gen Z di Media Sosial: Antara Kreativitas Linguistik dan Evolusi Otak Digital

Bahasa Anak Gen Z di Media Sosial: Antara Kreativitas Linguistik dan Evolusi Otak Digital

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:51

Di era ketika setiap ekspresi terekam dalam unggahan, bahasa kini menjadi cermin identitas digital. Ungkapan seperti “healing-an dulu biar nggak overthinking” atau “LOL” tidak lagi sekadar rangkaian kata

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill