Connect With Us

Warga Tangerang Takut Elpiji, Ramai-Ramai Beralih ke Kayu Bakar

| Selasa, 29 Juni 2010 | 15:17

Seorang warga di Tangsel sedang memasak dengan menggunakan kayu bakar. Warga di Tangerang mulai takut dengan maraknya peristiwa ledakan kompor yang menggunakan gas elpiji (tangerangnews / dira)

TANGERANGNEWS-Maraknya terjadi ledakan gas elpiji, membuat warga meninggalkan gas elpiji ke kayu bakar dan minyak tanah. Ketakutan itu terjadi di beberapa daerah di Tangerang. Mendapati  ketakutan warga, Pemkot Tangerang dan Pemkot Tangsel melakukan pengawasan lebih ketat kepada pengecer dan agen gas elpiji.
 
Sinten warga RT 6/7 Buaran Indah,  Cikokol,  Kota Tangerang mengatakan, meski dirinya pernah mendapatkan kompor dan tabung gas elpiji gratis dari pemerintah pada 24 Maret 2008. Namun, sejak merebaknya peristiwa tabung gas meledak sebulan belakangan membuat dirinya beralih ke kayu bakar. “Mau bagaimana lagi, minyak tanah sekarang Rp9.000 se-liter, terpaksa saya pakai kayu bakar. Lumayaan irit satu pengki (ikat) Rp3.000,” kata Sinten.
 
Sama saja dengan Sinten, Jaya yang membuka warung makan di Jalan Perintis Kemerdekaan, RT2/3, Babakan, Kota Tangerang. Dia bahkan, menjual kompor gas yang diberikan pemerintah karena sejak dulu dirinya takut dengan gas elpiji. “Saya jual kompor dan tabung gasnya. Sejak awal memang saya sudah ketakutan menggunakan gas,” katanya.     
  
Sebelumnya, di Kota Tangsel, dua rukun tetangga (RT) beramai-ramai kembali ke minyak tanah.   Umil salah seorang warga Gang Swadaya RT 04/08 , Pamulang Benda, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel. “Hampir semua di sini meninggalkan gas elpiji, bahkan di RT sebelah juga ikutan,” katanya.
 
Umil kembali menggunakan kayu bakar, sedangkan Machnul di RT03/07 dengan alamat yang sama beralih ke minyak tanah. Menurut dia,  menggunakan kayu bakar dan minyak tanah relatif aman dan resiko buruk yang di timbulkan pun tergolong kecil. "Daripada beralih ke gas elpiji lebih baik saya menggunakan kayu bakar, tabung gas elpiji takut meledak,” tuturnya.
 
Sementara itu,Welly  pedagang kayu bakar di Desa Jembatan Merah, Sepatan, Kabupaten Tangerang meraup rezeki. Dalam sehari, dirinya mengaku bisa menghabiskan sekuintal kayubakar. “Umumnya yang membeli adalah pengusaha tempe dan tahu, sedangkan kalau masyarakat umum membelinya dengan menggunakan pengki.  Dalam satu hari kalau untuk umum 30 pengki, satu pengki Rp3.000,” tegasnya.
 
Kepala Dinas Perindakop Kota Tangerang Rina Hernaningsih mengatakan,  pihaknya melakukan pembahasan untuk membentuk tim monitoring yang nantinya ditugaskan untuk terjun langsung ke agen-agen tabung gas di wilayah Kota Tangerang. “Tim sudah mulai jalan dan telah melakukan pengawasan,” katanya.
 
Pengawasan juga dilakukan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangsel Tengku Zulfuad. Tindakan konkrit yang telah dilakukan, kata Zulfuad, tim dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang melaekukan sidak ke sejumlah agen gas dan pengecer." Hasilnya cukup mencengangkan,"katanya. (dira)
   

WISATA
Jadi Wisata Sejarah, Makam Pejuang Tangerang Raden Aria Santika Direvitalisasi 

Jadi Wisata Sejarah, Makam Pejuang Tangerang Raden Aria Santika Direvitalisasi 

Senin, 15 September 2025 | 12:21

Situs sejarah dan warisan budaya Makam Raden Aria Santika, seorang tokoh pejuang yang berjasa besar bagi Tangerang direvitalisasi.

MANCANEGARA
142 Negara Dukung Deklarasi New York, Dorong Solusi Konflik Israel-Palestina

142 Negara Dukung Deklarasi New York, Dorong Solusi Konflik Israel-Palestina

Senin, 15 September 2025 | 12:47

Sebanyak 142 negara mendukung resolusi yang dikenal sebagai Deklarasi New York, yang digelar oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi resolusi terkait konflik Israel-Palestina dalam sidang di Markas Besar PBB,

BISNIS
Ide Bisnis Kuliner UMKM Laris Manis di Musim Hujan

Ide Bisnis Kuliner UMKM Laris Manis di Musim Hujan

Senin, 15 September 2025 | 16:06

Musim hujan seringkali membuat orang malas keluar rumah. Kondisi ini justru bisa dimanfaatkan sebagai peluang bisnis kuliner, terutama untuk makanan yang identik dengan suasana hangat dan kenyamanan.

OPINI
Desentralisasi Tanpa Demokratisasi: Problem Tata Kelola Daerah

Desentralisasi Tanpa Demokratisasi: Problem Tata Kelola Daerah

Senin, 15 September 2025 | 14:03

Dalam dua dekade terakhir, kita menyaksikan kemajuan pembangunan fisik yang mencolok di berbagai daerah. Gedung-gedung pemerintahan baru menjulang, jalan-jalan kota yang mulus menghubungkan kawasan industri, hingga perumahan yang menjamur

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill