Connect With Us

3 WNI Terkena Bom di Belgia

EYD | Kamis, 24 Maret 2016 | 11:01

Ilustrasi Bom (Istimewa / TangerangNews)

TANGERANG – Tiga WNI yang terdiri dari satu ibu dan dua anaknya menjadi korban ledakan bom di Brussels, Belgia. Pihak keluarga di Jakarta berharap bisa menengok mereka, namun tak ada dana.

Ketika detik.com menyambangi kediaman keluarga Meilissa Aster Ilona beserta dua anaknya, Lucie Vansilliette, dan Philippe Vansilliette, di Jakarta Utara, Kamis (24/3/2016). Di sana, ada ibunda Meilissa yang tak berkenan ditulis namanya, dan saudara kandung Meilissa.

Ibunda Meilissa mengaku sudah mendapat kabar dari pihak KBRI Brussels soal kondisi terkini anaknya. "Kami cuma diberi tahu terkena luka bakar cukup serius. Apalagi, kondisi cucu saya, mereka masih kecil 3-5 tahun nggak terbayang terkena ledakan bom," terangnya.

Dia berharap bisa ke Brussels untuk melihat langsung kondisi putrinya. Namun, ada masalah dana. Pihak KBRI menyatakan hanya bisa menyediakan tempat tinggal dan makan. "Berharap ada bantuan sponsor karena tiket ke sana cukup mahal dan kami tidak mampu," imbuhnya.

"Mereka bisa fasilitasi kami ketika di sana tempat tinggal makan, tetapi permasalahannya untuk ke sana kami tidak ada biaya," sambungnya.

Wawancara dengan ibunda Meilissa tak berlangsung lama. Dia mengaku masih shock dan sedih dengan kejadian tersebut. Dia tak mau menyebut nama dan tak bersedia menunjukkan foto anak dan cucu-cucunya. "Sudah ya, saya jadi sedih kalau ingat itu," ujarnya menutup pembicaraan.

HIBURAN
Onad dan Istrinya Ditangkap Usai Pakai Ekstasi di Ciputat

Onad dan Istrinya Ditangkap Usai Pakai Ekstasi di Ciputat

Minggu, 2 November 2025 | 19:51

Artis sekaligus musisi Leonardo Arya atau Onadio Leonardo ditangap aparat Polres Metro Jakarta Barat terkait dengan kasus penyalahgunaan narkoba.

OPINI
Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Jumat, 31 Oktober 2025 | 12:05

Sistem birokrasi Indonesia pasca-reformasi dibangun di atas optimisme tinggi terhadap meritokrasi. Konsep ini, yang secara ilmiah berarti sistem yang menempatkan seseorang berdasarkan kemampuan, keahlian, dan kinerja (merit), tertuang dalam UU ASN

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill