Oleh: Raffael Antonio Pinasti, Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan, Universitas Yuppentek Indonesia.
TANGERANGNEWS.com-Pendidikan adalah kunci utama dari kemajuan bangsa Indonesia. Dengan adanya pendidikan, sumber daya manusia yang ada di Indonesia akan lebih terbentuk dan berkualitas. Melalui pendidikan seseorang tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai moral, disiplin, tanggung jawab, dan sikap yang baik dalam bermasyarakat. Pendidikan membentuk cara berpikir kritis, menumbuhkan semangat belajar, serta mendorong generasi muda untuk berprestasi dan berkontribusi bagi bangsa. Pendidikan juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan yang menjadi dasar untuk membangun masyarakat yang adil, cerdas, dan berkarakter.
Namun pada realitanya, sumber daya manusia di Indonesia belum sepenuhnya berkualitas seperti yang diharapkan. Salah satu faktor penyebabnya adalah pendidikan yang kini tak lagi jadi panutan anak muda. Hal ini dapat kemudian dibuktikan dengan banyaknya kasus yang terjadi di bawah atap akademik yang banyak melukai, bahkan menghilangkan nyawa.
Perundungan Yang Masih Marak Terjadi
Sampai hari ini, kasus perundungan di sekolah masih banyak sekali ditemukan. Dari jenjang SD, SMP, bahkan SMA masih sering ditemukan kasus perundungan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan banyak anak muda yang tidak mendalami nilai empati, rasa hormat, dan pengendalian emosi. Akibatnya, mereka mudah menindas teman yang dianggap lemah, berbeda, atau tidak populer. Pendidikan sering fokus pada akademik, sementara pembentukan karakter kurang diperhatikan.
Mirisnya, di beberapa daerah perilaku kasar atau mengejek dianggap hal biasa, bahkan “tradisi” antar senior-junior. Budaya seperti ini membuat bullying dianggap wajar, bukan kejahatan yang merusak psikologis korban. Kenakalan-kenakalan remaja yang terjadi seharusnya menjadi pengawasan sekolah dan keluarga, bukan kemudian berlindung dibalik kata bercanda atau sekedar permainan anak-anak.
Dari banyaknya kasus perundungan yang terjadi, kita bisa melihat bahwa etika dan moral pada anak-anak generasi muda semakin berkurang. Rasanya pendidikan yang diberikan tidak dijalankan atau bisa dibilang tidak lagi jadi panutan oleh generasi muda.
Kasus SMA Negeri 1 Cimarga
Kasus yang bermula karena siswa yang merokok hingga diberhentikannya Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cimarga. Dari kasus ini kita dapat melihat bahwa generasi muda bahkan tidak bisa mengenal mana yang benar dan mana yang salah.
Banyak sekali cerita yang tidak benar dari “korban” yang mana korban mengaku adanya tendangan, makian, bahkan kekerasan yang dilemparkan kepada saudara ILP. Uniknya, teman-teman seangkatannya justru mempercayai cerita dari saudara ILP yang kemudian terbukti tidak benar.
Tidak membenarkan kekerasan dalam ranah pendidikan, namun yang menjadi perhatian utama adalah seisi sekolah yang justru tidak mengetahui yang benar atau salah, dan 3 angkatan siswa siswi SMA Negeri 1 Cimarga terkesan tidak bisa diatur atau didisiplinkan.
Etika dan moral yang selalu diajarkan di sekolah terkesan tidak dianggap dan dilupakan hingga kemudian 3 angkatan sekolah berani berdemo bahkan mogok sekolah untuk menurunkan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cimarga yang mana beliau hanya mendisiplinkan anak muridnya.
Kasus Perundungan di Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi pun tak luput dari kasus perundungan. Hal ini dibuktikan dari kasus yang belakangan ini viral dari Universitas Udayana, Bali. Kasus perundungan seorang mahasiswa yang berakhir kehilangan nyawa akibat serangan mental.
Yang perlu diperhatikan dari kasus ini adalah munculnya pesan-pesan chat tak beretika yang dilayangkan kepada korban. Ini membuktikan bahwa generasi muda banyak sekali yang masih minim etika dan moral.
Sangat disayangkan peristiwa ini terjadi di ranah Perguruan Tinggi, bahkan di Semester 7. Membuktikan bahwa Perguruan Tinggi bisa saja diisi oleh orang dewasa yang tak bisa berpikir akan mental dan hati orang lain.
Dari banyaknya kasus di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kini pendidikan tak lagi jadi panutan para anak muda. Karena bilamana pendidikan adalah panutan, maka kasus perundungan dan peristiwa tak beretika di atas tak mungkin terjadi.
Kita harus menyadari bahwa hal ini merupakan hal yang serius dan harus dibasmi bersama. Agar kemudian tercipta generasi sehat yang bisa merangkul generasi baru. Belajar moral dan etika dan jadikan hal tersebut menjadi panutan di hati. Tunjukkanlah kepada masyarakat bahwa generasi muda adalah orang-orang berpendidikan, bukan sekumpulan pemuda tak berakhlak, tak bermoral, dan tak beretika yang dikumpulkan dalam satu atap.