Oleh: Ahmad Syailendra, S.Sos, Kepala SMP Muhammadiyah 2 Tangerang Ciledug
TANGERANGNEWS.com-Persoalan sampah dan kebersihan menjadi persoalan yang mendasar untuk dapat di pecahkan secara Bersama, antara masyarakat, pemerintah dan pengusaha. Tumpukan sampah yang menggunung hingga proses penanganan sampah yang masih tradisional – dilakukan hanya Sebatas membersihkan sampah rumah tangga dan setelah itu di buang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Dalam ajaran islam "kebersihan adalah bagian dari iman" berasal dari sabda Nabi Muhammad SAW, "Thahuru syathrul iman" (Kebersihan adalah separuh dari iman) yang diriwayatkan oleh Muslim dan Tirmidzi. Adab mengenai kebersihan sangat tinggi nilainya, karena hal ini berkaitan dengan kedisiplinan seorang dalam berperilaku sehat.
Lingkungan Pendidikan bisa menjadi pionir untuk mengatasi problem persoalan sampah dan kebersihan, dalam rangka internalisasi pembiasaan 7 anak hebat dalam rangka pengembangan konsep Ibadah, Gemar belajar dan bermasyarakat. Menajamkan ketiga konsep tersebut dalam satu kebiasaan jihad peduli terhadap lingkungan membentuk karater murid-murid cinta terhadap lingkungan sekitarnya. Karena dari pendidikanlah di mulainya jendela kebaikan untuk merawat anak-anak bangsa berperilaku baik dan tidak menyimpang.
Doktrin jihad peduli terhadap lingkungan tidak hanya semata penilaian adiwiyata di satuan Pendidikan (sekolah), namun menjadi budaya atau kebiasaan yang produktif membentuk karakter yang Tangguh terhadap murid-murid yang peduli terhadap lingkungan.
Pemerintah daerah melalui dinas Pendidikan dan dinas lingkungan hidup secara teknis bisa memberikan sarana edukasi dan insentif terhadap sekolah-sekolah di wilayahnya, yang mampu meningkatkan dan menjalankan program penanggulangan sampah. Kolaborasi ini tidak hanya di laksanakan saat penilaian calon sekolah adiwiyata semata, namun edukasi yang berkesinambungan melalui pembentukan kader adiwiyata yang berkelanjutan di setiap sekolah.
Program Berkelanjutan dari Pemerintah Daerah
Saya membayangkan dengan pendekatan deep learning Secara konseptual, "deep learning" ini merupakan pendalaman dari implementasi Kurikulum Merdeka yang berfokus pada mindful (Berkesadaran), meaningful (Bermakna), dan joyful learning (Menggembirakan). Mampu menghadirkan kurikulum sekolah alam di setiap sekolah umum yang ada di kota Tangerang, mendidik karakter terhadap anak mengenai kepedulian pada lingkungan sekitarnya.
Kebersihan dan sampah merupakan sebuah masalah yang sampai saat ini belum terpecahkan, kolaborasi antar dinas dalam menciptakan sebuah dasar yang kuat bisa menjadi Solusi jangka Panjang karena semua berawal dari perilaku masyarakatnya yang masih menyimpang.
Penghargaan terhadap penlaian sekolah adiwiyata hanya bersifat seremonial semata tidak di imbangi keseriusan dan program berkelanjutan, hanya mengejar status dan piala penghargaan setelah itu selesai. Fenomena ini bisa menjadi triger bagi pemerintah daerah, memang outputnya belum bisa di rasakan dalam satu atau dua tahun kedepan. Akan tetapi investasi itu Adalah namanya Penguatan karakter yang sudah barang tentu menjadi dasar dalam meningkatkan kualitas Sumber daya manusia di kota Tangerang.
Kader Adiwiyata x Jihad Peduli Lingkungan
Kader Adiwiyata adalah peserta didik sekolah yang ditetapkan oleh kepala sekolah dan dibina untuk berperan aktif dan menggerakkan warga sekolah dan warga sekitarnya dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup lampiran Permen LH dan Kehutanan Nomor P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang Penghargaan Adiwiyata.
Aktivitas murid yang di tunjuk menjadi kader adiwiyata merupakan agend of change disekolah yang terdapat dalam kelompok kerja seperti pengelolaan sampah, konservasi energi, konservasi air, kebersihan, inovasi, dan penanaman tanaman. Jumlah mereka (kader adiwiyata) 20 % jumlah murid yang terdapat dalam satu sekolah, dengan demikian Tindakan-tindakan mereka bisa menjadi virus kebaikan dalam menanamkan jihad peduli lingkungan di sekolah dan sekitarnya.
Kontrol dan evaluasi kegiatan yang di lakukan oleh para kader mesti di laksanakan guna efektivitas dalam menjalankan tugasnya masing-masing di kelompok kerja. Kegiatan ini bisa di laksanakan dalam bentuk jadwal keseharian, seperti perawatan tanaman, pemilahan sampah organic dan non organic dan seperti konservasi energi serta kegiatan lainnya.
Pembiasaan yang sifatnya “memaksa” murid untuk melaksankan masing-masing tugasnya agar mereka dapat memahami dan perhatian terhadap lingkungan yang mesti di jaga dengan baik. Penggunaan tumbler dan tempat makan sendiri harus di biasakan, agar penggunaaan bahan plastic berkurang dan dapat menekan sampah non organic sejak dini.
Jihad peduli lingkungan menjadi bagian yang wajib di lakukan oleh seluruh murid melalui edukasi kader adiwiyata. Pemberdayaan kader adiwiyata perlu di lakukan agar dapat meningatkan kapasitas dan wawasan tentang lingkungan yang sehat dan baik secara berkala. Karena mereka akan menjadi influencer kebaikan untuk mendorong terciptanya lingkungan yang sehat dan bersih dan itu akan lahir dari sekolah yang sehat.