TANGERANGNEWS.com- Persita Tangerang mengumumkan secara resmi pelatih kepala Fabio Lefundes tidak lagi menjadi bagian dari tim setelah kontraknya berakhir di penghujung musim Liga 1 2024/2025.
Pelatih asal Brasil itu bergabung di awal musim dan langsung memainkan peran penting dalam perjalanan tim, baik dalam pembinaan pemain maupun pencapaian hasil kompetitif di tengah berbagai kondisi lapangan.
"Kami menghormati keputusan Coach Fabio dan berterima kasih atas segala kontribusinya selama semusim di Persita," kata Presiden Klub, Ahmed Zaki Iskandar dalam pernyataan resminya.
Dalam 34 pertandingan musim ini, Persita mengumpulkan 43 poin lewat 12 kemenangan, 7 hasil imbang, dan 15 kekalahan. Catatan tersebut menempatkan Pendekar Cisadane di posisi ke-11 klasemen akhir, lebih baik dibandingkan musim lalu yang finis di posisi ke-14. Meskipun demikian, klub mengakui masih banyak ruang untuk perbaikan ke depannya.
Tak hanya Coach Fabio, tim pelatih juga ditinggalkan oleh pelatih fisik Joao Pedro dan analis tim Vinicius Argirita. Pihak klub akan segera mengumumkan pengganti pelatih kepala dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Fabio mengungkapkan, musim ini bukanlah musim yang mudah. Banyak kendala yang dihadapi, mulai dari perpindahan markas, cedera pemain, hingga rotasi skuad yang besar.
"Kami mengalami musim yang sangat sulit, dengan banyak tantangan, tetapi kami mencapai target kami untuk tetap berada di Liga 1," ujar Fabio.
Ia menjelaskan, selama putaran pertama, tim harus bermain jauh dari Tangerang dan baru bisa kembali ke Indomilk Arena pada pekan ke-22.
Terlebih, kehilangan tiga pemain asing di awal musim sangat mempengaruhi stabilitas tim. Sandro dan Bruno mengalami cedera serius, sedangkan Marcelo harus absen karena alasan non teknis.
Di paruh kedua musim, tim mencoba menutup celah dengan mendatangkan Ayom Majok, Tamirlan Kozubaev, dan Eber Bessa, namun Bessa juga sempat mengalami cedera di laga ketiganya.
"Musim ini kami memberikan kesempatan kepada 34 pemain. Kami melakukan rotasi besar-besaran dan mampu memberi kesempatan kepada beberapa pemain muda yang sebelumnya tidak pernah bermain atau hanya bermain beberapa menit seperti, Yardan, Ali, Dafiq, Adriano dan Cois," katanya.
Beberapa pemain U-20 bahkan dibawa naik ke tim senior selama musim berjalan, untuk dipersiapkan menjadi tulang punggung klub di masa mendatang. Sayang, hasilnya masih belum maksimal.
Kendati demikian, Fabio menyebut pembangunan tim membutuhkan waktu dan kerja keras, sehingga tidak bisa dicapai secara instan.
"Banyak pemain yang menderita bersama tim hingga putaran terakhir musim sebelumnya, jadi ketika kami mendapatkan poin yang seharusnya membawa kami ke Liga 1, mereka menjadi lebih santai. Mengubah mentalitas mereka akan menjadi tantangan besar bagi Persita di masa mendatang," tandasnya.