Connect With Us

Nggak ada Payung Hukum Razia Asongan di Bandara Sia-Sia

| Kamis, 10 Desember 2009 | 14:31

Ilustrasi pesawat Garuda (ok / ok)


TANGERANGNEWS-Operasi razia yang dilakukan Bidang Operasional dan Lalulintas terhadap para pelanggar ketertiban umum di area Bandara Internasional Soekarno-Hatta diangga sia-sia dan tidak efektif. Sebab, tidak ada payung hukum yang jelas bagi para pelanggar, sehingga mereka tidak dijerat sanki yang berat.
 
Menurut Kepala Dinas Operasi dan Lalulintas Bandara Internasional Soekarno-Hatta Madianto, hampir setiap hari pihaknya melakukan razia terhadap para pelanggar aturan seperti pedagang asongan, calo liar, taksi liar hingga tukang semir.
 
Hanya saja, tidak adanya payung hukum yang jelas membuat para pelaku tetap saja melakukan aksi yang sama setiap haru. Padahal, dengan kondisi ini, kenyamanan dan keamanan bandara menjadi terganggu.
 
“Setiap harinya hampir 50 orang kita tangkap. Mereka hanya diharuskan membuat surat perjanjian. Jadi kalau kedua kalinya mereka tertangkap baru diserahkan ke Polisi. Setelah itu paling diantar ke tempat penampungan dan rehabilitasi di Kedoya. Tapi setelah keluar dari sana mereka kembali lagi,” kata Madianto.
 
Madianto tidak menampik bahwa sudah ada ketentuan pidana Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Hanya saja, payung hukum tersebut tidak detail menjelaskan aturan soal pengamanan di luar badan pesawat.
 
Apalagi, pihak pengamanan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, kata Madianto, juga tidak memiliki kelengkapan kedinasan seperti yang dimiliki manajemen PT Kereta Api.
 
“Kalau di kereta api ada lembaga khusus yang mengatur dan memiliki hak langsung untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggar. Khususnya, asongan ataupun calo. Kalau di bandara ini semua diserahkan kepada pihak kepolisian,” kata Madianto.
 
Madianto menegasakan, apabila pihaknya diberikan hak untuk menyidik dengan payung hukum yang jelas, akan memberikan efek jera yang lebih kepada para pelaku pelanggaran.
 
Dengan sendirinya efek jera tersebut akan mengakibatkan para pelaku juga menjadi berfikir dua kali. “Selama ini efek jeranya yang kurang. Sehingga para pelaku melakukan hal yang sama. Bahkan ada beberapa pelaku yang sudah membuat surat perjanjian tidak menjadi calo tiket, terkena razia terus menerus tanpa jera,” kata Madianto.(rangga)

KAB. TANGERANG
3 Jaksa di Banten Pemeras WNA Korsel Terancam 20 Tahun Penjara

3 Jaksa di Banten Pemeras WNA Korsel Terancam 20 Tahun Penjara

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:48

Tiga orang jaksa di wilayah banten yang menjadi tersangka atas kasus dugaan pemerasan terhadap warga negara asing (WNA) asal Korea Selatan terancam hukuman penjara maksimal 20 tahun.

TOKOH
Innalillahi, Epy Kusnandar ”Kang Mus” Meninggal Dunia

Innalillahi, Epy Kusnandar ”Kang Mus” Meninggal Dunia

Rabu, 3 Desember 2025 | 18:21

Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air. Aktor senior Epy Kusnandar meninggal dunia pada Rabu, 3 Desember 2025.Informasi tersebut pertama kali dibagikan melalui unggahan akun Instagram istrinya, Karina Ranau.

OPINI
Banjir Sumatera: Antara Bencana atau Peringatan Alam?

Banjir Sumatera: Antara Bencana atau Peringatan Alam?

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:24

Banjir Sumatera menjadi peringat bahwa bencana bukan hanya soal alam yang sedang bergejolak. Tetapi ada tanggung jawab manusia yang tidak bisa diabaikan.

AYO! TANGERANG CERDAS
Minat Anak Muda Jadi Peneliti Meningkat, BRIN Buka Lowongan Tiap Tahun

Minat Anak Muda Jadi Peneliti Meningkat, BRIN Buka Lowongan Tiap Tahun

Jumat, 19 Desember 2025 | 14:29

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat peningkatan jumlah anak muda yang tertarik menekuni dunia riset dari tahun ke tahun.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill